Kubaca perlahan-lahan ini malam
Kubaca puisi dari lembaran satu hingga ribuan lembaran
Kupahami di setiap diksi yang sulit kumengerti
Kubaca dengan hati yang lantang
Selaksa peluru malam yang siap menghantam di segala arah
Antara kabut dengan dingin udara
Menjadi satu warna
Saat kubaca ribuan puisi dipenuhi aura api membara
Membakar di segala penjuru semesta rindu
Malam semakin pekat
Hatiku masih terus bergerilya dari judul puisi ke judul puisi selanjutnya
Membaca ribuan puisi di malam yang pekat
Kuhayati diksi-diksi yang penuh makna tersembunyi
Kupecahkan batu puisi yang sulit kueja
Kulebur segala kata dalam puisi
Menuju celah-celah jiwa atma
Supaya dapat kupahami dengan seksama
Sembari kumerenung di kegelapan malam yang sunyi
Kumulai bicara tentang hakikat makna kehidupan
Kutelusuri berbagai arah dan tujuan yang penuh batu terjal
Kuhamparkan bahasa puisi bersama senandung malam
Membaca ribuan puisi
Sembari menghayati tubuh-tubuh yang luka
Luka akan sebuah nafas kehidupan yang tak tentu arah
Kucoba membaca ribuan puisi
Menemukan jati diri dalam menyongsong sebuah kehidupan
Mencari secercah cahaya dalam mengarungi sebuah rasa jiwa
Tentang rasa kehidupan yang terus melaju pesat
Menuju sanubari di balik dinding-dinding atma
Membaca puisi
Memahami sebuah makna kehidupan
Melalui kata dan aksara yang tersimpan dalam diksi
Memecahkan diksi yang tersembunyi
Selaksa memcahkan batu karang di lautan yang luas
Semua butuh perjalanan sebuah hati
Hati menuju arah dalam suasana kebatinan
Membasuh segala luka
Menjadi luka yang penuh suka cita rasa di jiwa atma
Semua terlukis di dalam rasa sanubari asa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H