Malam yang pekat
Aku ingat tentang kebaikanmu
Ingin sekali aku mengulang kisah yang lama terjalin
Namun kini semua hanya mimpi di siang hari
Sirna di telan waktu yang tak menentu arah sebuah perjalanan
Perempuan
Engkau penawar rindu
Dahaga kasih sayang yang telah lama
Sirna di telan kabut malam
Kini engkau hadir kembali
Bersama waktu yang terus berjalan
Arah yang terus melaju dalam genggaman hati
Selaksa tol antara Surabaya dan Jakarta
Perempuan
Deru mesin tubuh-tubuh yang lama kaku
Kini bersemi kembali
Saat engkau hadir dalam bayangan yang terus mewarnai di setiap laku budi luhurmu
Kian hari menyelimuti semesta rindu
Perempuan
Engkau penawar rindu
Dari sungai yang telah lama kering
Kini sungai mulai mengalir kembali dari hulu ke hilir
Sungguh engkau perempuan
Memberi warna tentang perjalanan sebuah hidup
Dari kering kerontang
Menuju basah kesuburan dalam setiap laku nafas kehidupan
Perempuan
Engkau penawar rindu di setiap langkah perjalanan nafas
Kini engkau hadir membawa angin kehidupan
Penuh dengan warna kebaikan di dalam atma jiwa
Sungguh engkau selaksa angin yang menyepi membasuh sebuah rindu di segenap rasa hati atma
Perempuan
Engkau kutulis tentang rindu yang basah
Rindu yang penuh dengan gembira rasa
Suka cita kehadiranmu
Membuat seluruh jiwa atma
Penuh aura rasa suka cita
Sungguh engkau perempuan
Penawar segala rindu di dalam jiwa sanubari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H