Hujan masih mengguyur bumi
Langit seolah-olah memberi isyarat air mata yang jatuh di tanah lapang
Sementara terlihat Ibu dan anak yang masih kecil
Menunggu orang yang di cintai pulang dari tanah perjuangan
Ibu menunggu suaminya
Telah lama tak ada kabar di medan juang
Sedangkan anak lelaki yang masih kecil
Selalu bertanya kepada Ibunya
Kapan bapak pulang dari medan juang?
Ibunya selalu berusaha menguatkan dalam hati anak lelakinya
Bersabarlah bapak akan pulang bersama kemerdekaan tiba
Bapak yang di tunggu anak lelaki dan istri
Masih berjibaku di medan juang
Senapan dan sangkur menjadi makanan harian
Darah mengalir di tubuh-tubuh medan juang
Namun nahas pada waktu menjelang subuh
Pekat kegelapan masih menyelimuti hutan di lereng gunung
Bapak yang di tunggu anak dan istrinya
Tertangkap oleh serdadu kolonial
Tanpa ada pengadilan
Tanpa ada suara pembelaan
Bapak yang di tunggu anak dan istrinya
Harus menutup mata terakhir
Dia di gantung di pohon dekat sungai
Dia di eksekusi di lereng gunung yang rindang dengan dedaunan dan rerumputan ilalang
Bapak yang di tunggu anak dan istrinya
Gugur dalam tiang gantungan
Tanpa ada pengadilan
Dia menjalani hukuman yang di anggap mengganggu ketertiban kaum kolonial
Sungguh bapak pejuang yang gugur menjelang subuh
Menapaki kematian bersama udara bersih
Dia meninggalkan semesta raya di bumi perjuangan
Istri dan anak lelaki dari bapak di medan juang
Masih menunggu kedatangannya
Namun kabar gugur bapak dari istri dan anak yang menunggu
Terdengar ketelinganya
Pecahlah air mata istri dan anak lelaki yang masih kecil
Namun istri dari suami yang gugur di medan juang
Tetap berusaha menguatkan hati anak lelakinya
Jangan sampai luka air mata ini di ketahui anak lelakinya
Dia berbisik dalam hati kepada anak lelakinya
Tetaplah tegar dan ikhlaskan kepergian bapakmu
Engkaulah kelak yang akan memimpin estafet pejuangan berikutnya
Janganlah menangis tetaplah tegar
Kelak engkaulah yang akan menjadi pemimpin perjuangan di medan juang
Maka usaplah air matamu
Tegakkan kepalamu
Perjuangan suci menuju kemerdekaan
Akan terus engkau bawa dalam langkah di setiap laku nafasmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H