Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kita Satu Barisan

31 Juli 2022   08:50 Diperbarui: 31 Juli 2022   09:00 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita adalah: satu barisan

Barisan luka yang patah hati

Barisan derita yang menyala di jantung dan jiwa

Peluh kesah kita satukan dalam satu barisan

Barisan air mata yang berjajar di antara kepala kita

Jangan ragu mari kita pesta derita bersama

Kita sama-sama mengalami patah hati

Mari kita tertawakan kesedihan kita

Sebelum barisan luka kembali berbaris di jiwa kita

Kita adalah: barisan luka

Satu barisan dalam nafas duka

Kita sama-sama dalam pesakitan

Mari rapatkan barisan luka

Sebentar lagi luka harus kita merdekakan

Jangan di tahan luka di hati

Biarkan kita nikmati luka dengan pesta air mata

Kita adalah: barisan derita

Berpuluh-puluh jiwa kita sedang luka

Patah hati kita sama

Mari rapatkan barisan

Kita merdekakan ini luka

Sembari kita isi kemerdekaan air mata dengan tertawa

Jangan pernah ragu untuk meluapkan segala luka

Karena kita satu barisan

Barisan luka yang menganga

Kita adalah: barisan pesta air mata

Mari kita basahi pipi kita dengan berlayar di kelopak  air mata

Sambil sesekali kita tertawa bersama

Karena kita satu barisan yang luka

Jangan ragu ambil segera posisi dalam satu barisan

Mari kita tertawakan luka kita

Biar luka kita menghancurkan segala tubuh-tubuh jiwa

Namun kita satu barisan yang tetap tertata

Tertata dalam langkah derap kecewa bersama

Cinta yang tak sesuai dengan harapan kita

Biarlah luka kita bariskan sejajar dengan tangan-tangan mengepal

Supaya kita dapat menegakkan kepala kembali

Saat pesta air mata ini berakhir

Kita akan kenang berpuluh-puluh hari kemudian

Kita akan kuat dalam satu barisan antara luka dan derita

Berbaris di segala atma jiwa

Lalu kita akan tertawa dalam satu barisan yang muncul dari luka-luka lama

Maka hari itulah kita merdeka

Merdeka dari pesta air mata dan merdeka dari barisan derita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun