Sudahkah anda jalan-jalan di sekitar Solo Raya? bagaimana keadaan harga es teh melambung naik lima puluh persen?Â
padahal sebelum lebaran kemarin harga es teh masih sekitar dua ribu rupiah, namun hanya dalam jangka sekitar satu bulan harga es teh sudah menjadi sekitar tiga ribu rupiah, lalu pertanyaannya bagaimana harga es teh bisa begitu tinggi di pasar pedagang kaki lima?Â
Apakah ada permainan harga es teh yang menyentuh kenaikan lima puluh persen? Mari kita ulas dalam analisa ekonomi global.
Resesi ekonomi global telah menjadikan sektor ekonomi mikro semakin ambruk, begitu mahal harga di pasar, khususnya pedagang kaki lima menyebabkan kenaikan harga yang cukup tinggi, supaya kerugian besar tidak di alami para pedagang kaki lima.Â
Maka dengan menaikkan harga es teh dengan kenaikan lima puluh persen salah satu jalan menutup kerugian atau mencari keuntungan dalam keadaan ekonomi dunia yang berimbas di sektor ekonomi mikro.
Fenomena harga es teh yang melambung tinggi terlihat sederhana dan kadang dihiraukan oleh para pengamat ekonomi. Karena mereka lebih condong bicara dalam analisa ekonomi makro, tetapi kurang memperhatikan pergerakan harga ekonomi mikro yang semakin bergerak luar biasa.
Keadaan kenaikan harga es teh merupakan sesuatu yang tidak bisa disepelekan. Karena dalam sejarah kenaikan harga es teh, sangat sulit dan bahkan tidak akan bisa turun, berbeda dengan kenaikan cabe, bawang merah, bawang putih masih bersifat fluktuatif harganya.
Kenaikan harga es teh, yaitu: minuman pokok bagi para pelancong atau warga sekitar. Maka sudah dipastikan dengan adanya kenaikan es teh yang melambung tinggi, berarti dipastikan akan di ikuti dengan kenaikan dalam sektor lain.Â
Sehingga berimbas harga gorengan juga ikut naik yang luar biasa, sebelum Idul Fitri harga gorengan, seperti tempe goreng, tahu goreng, bakwan goreng, tempe gembos goreng dan gorengan lainnya.Â
Masih di harga lima ratus rupiah di sekitar Solo Raya, tetapi setelah lebaran naik satu gorengan dengan harga sekitar seribu rupiah, kalau melihat keadaan harga gorengan dengan rasio naik seratus persen, berarti keadaan sekarang ada permasalahan yang serius di sektor ekonomi mikro. Lalu pertanyaannya siapa yang dirugikan dan siapa yang di untungkan atas kenaikan harga gorengan tersebut?
Para pedagang kaki lima yang di untungkan dengan kenaikan harga gorengan dan es teh, kalau jawababn seperti itu, tunggu dulu jangan terburu-buru mengambil kesimpulan, apalagi secara gegabah. Karena sikap gegabah dalam mengambil kesimpulan nanti malah sesat dalam menyimpulkan suatu keadaan.
Fenomena pedagang kaki lima dalam menaikkan harga es teh sebesar lima puluh persen dan juga menaikkan harga gorengan sebesar seratus persen, tentunya pasti ada alasan yang tepat dalam kaca mata spekulasi perdagangan. Karena kenaikan harga es teh dan harga gorengan, mulai dari harga bumbu yang melangit dan juga kenaikan harga minyak goreng yang luar biasa.Â
Maka tidak ada jalan selain menaikkan harga gorengan dan es teh. Mengingat harga gulaku sebelum lebaran seharga tiga belas ribu rupiah, tetapi sekarang harga gulaku ada yang diperjual belikan dengan menyentuh harga tujuh belas ribu rupiah, selain faktor harga baku yang naik di tambah lagi permasalahan harga sewa lapak dari pedagang kaki lima juga mengalami kenaikan.
Keadaan kenaikan Harga es teh dan gorengan terlihat sederhana, tetapi dengan kenaikan lima puluh persen harga es teh dan kenaikan seratus persen harga gorengan menunjukkan resesi ekonomi global benar-benar dirasakan di sektor ekonomi mikro,Â
tetapi walaupun keadaan resesi dan inflasi ekonomi global, bahwa bangsa Indonesia termasuk salah satu negara yang tangguh yang masih kuat dalam menghadapi resesi dan inflasi yang tinggi di banding negara-negara yang lain.Â
Bahkan negara Srilangka sekarang mengalami kebangkrutan yang luar biasa keadaannya.
Demikian ulasan singkat ekonomi mikro dari kami, dan ku akhiri kami hanya menggores keadaan dengan  aksara dan kata sederhana, sedangkan kebenaran itu hanya milik sang maha penentu ketetapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H