Pemuda kurus terlihat menatap langit cerah
Mendung hitam tak terlihat ini waktu
Maka ini waktu yang tepat untuk suka cita
Tertawalah pemuda dengan penuh bahagia
Tak sedikit kawan yang berkerumun didekatnya
Menemani kebahagian si pemuda kurus
Namun di kala pemuda di landa hujan air mata
Terasa selaksa di hutan belantara sepi, senyap dan tak berpenghuni
Pemuda kurus
Berusaha menjaga tawa
Berusaha suka cita
Dengan begitu, dia banyak yang mencari dan menemaninya
Karena saat gembira dengan penuh kesuksessan
Maka tak jarang yang akan mendekatinya
Tetapi dalam keadaan kegagalan
Maka kata-kata serapah akan keluar dari mulut tanpa ada tembok penyekat
Pesta penuh gembira akan banyak kawanmu yang datang
Namun di kala engkau dalam duka
Engkau akan terasingkan dan terpenjara sepi
Maka tertawalah sebelum air mata itu datang
Maka bergembiralah sebelum duka itu tiba
Maka berpestalah sebelum rasa sepi terpenjara akan hadir terlebih dahulu
Hanya di temani buku dan aksara
Hingga waktu yang tak menentu
Pemuda kurus terkurung di dunia aksara selama berpuluh-puluh tahun lamanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H