Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Tarian Aksara Luka

26 Juni 2022   07:42 Diperbarui: 26 Juni 2022   07:58 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kubaca puisimu perlahan-lahan

Kuresapi setiap bait yang engkau gores lewat aksara

Kuhayati kepedihan jiwa atma yang engkau ukir

Membuat jiwa dan nalarku terbawa dalam suasana kebatinan

Luka yang engkau bawa bersama aksara

Selaksa tarian yang penuh duka cita

Hingga aku terbawa dalam suasana luka yang amat dalam

Karena aksara yang engkau gores penuh dengan air mata yang tersembunyi di bahasa dan kata

Kubaca ulang kembali

Bait perbait puisi yang engkau tulis

Betapa kesedihanmu saat di tinggal orang yang engkau cintai ayah dan bundamu telah tiada

Engkau sebatangkara, kepedihanmu begitu mendalam

Hingga tak terasa aku merasakan bait yang engkau tulis

Sangat menyentuh jiwa nalarku

Diksi yang engkau serat

Membuat angin seakan-akan ingin berhenti sejenak

Membuat hujan seakan-akan ingin menyapu kesedihanmu

Membuat sungai seakan-akan ingin mengalirkan luka yang engkau bawa

Menuju tempat pengasingan

Puisi yang engkau tulis

Membuat luka aksara tak berdarah

Membuat air mata jatuh bersama gerimis kecil di sore hari

Aku merasakan luka anak yatim piatu yang di tinggal ayah dan bunda

Puisimu tarian aksara luka

Membawa aku menuju disudut-sudut kelopak mata meleleh

Hingga akhirnya jatuh juga air mata yang telah lama kusimpan rapat-rapat di sudut jiwa atmaku

Puisi tarian aksara luka

Membuat hati trenyuh

Lalu aku mencoba membalas puisimu

Tetaplah tegar

Tuhan akan selalu menyertai orang-orang yang sabar dan ikhlas

Kuberdo'a semoga Tuhan memberi cahaya kebahagiaan di hatimu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun