Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sastrawan Muda

16 Juni 2022   00:52 Diperbarui: 16 Juni 2022   01:33 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kulihat dari ujung perpus

Seorang lelaki kurus menenteng tas berwarna hitam

Sambil bermain diksi-diksi yang tersembunyi dibalik wajah garangnya

Dia berjalan dari arah selatan menggenggam kertas-kertas kosong

Sambil membawa pena berwarna hijau

Terlihat dia ingin menulis sesuatu

Sambil mulutnya komat-kamit ingin meluapkan emosi dan rasa

Sambil tangan kirinya mengepal penuh emosi membara

Seakan-akan ingin membakar aksara kata

Lalu menghidupkan abjad yang tersembunyi dibalik kerak jiwa

Sastrawan muda

Aku menyebutnya

Karena dia masih penuh ambisi dan emosi

Seakan-akan ingin menghabisi segala kata dengan nalarnya

Ingin membakar aksara yang tersembunyi dibalik sastra yang kaku

Ingin membentuk pola sastra yang tidak terjebak kata baku

Dia ingin menulis dengan jalannya sendiri

Bukan jalan yang sudah digaris para sastrawan lama

Karena dia ingin penyegaran di dunia sastra yang kaku menjadi cair, sastra yang penuh aturan menjadi sastra pembebasan

Sastrawan muda

Aku menyebutnya

Lewat tatapan sorot matanya, seperti burung gagak yang siap menjemput dan menerkam mangsanya

Dari sorot matanya, terlihat sastrawan muda yang ingin perubahan kebebasan dalam memilih kosa kata dan tak perlu ada banyak aturan dalam menulis sastra

Mungkin saja  dia sastrawan muda yang ingin melumat segala kata yang tak sesuai dengan daya pikirnya                              

Sungguh dia terlihat sastrawan muda yang menggebu-gebu dalam memainkan peran sebagai penulis jalanan

Sastrawan muda

Nampak sudah mulai lelah memainkan diksi-diksi

Dia mulai terlihat keringat dingin

Saat membaca tentang syair yang baru saja ditulis tentang syair perubahan

Perubahan menuju daya sastra yang mengandung imajiner dan harapan

Menjadi satu kesatuan untuk diwujudkan keberadaannya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun