Aku menyebutnya
Karena dia masih penuh ambisi dan emosi
Seakan-akan ingin menghabisi segala kata dengan nalarnya
Ingin membakar aksara yang tersembunyi dibalik sastra yang kaku
Ingin membentuk pola sastra yang tidak terjebak kata baku
Dia ingin menulis dengan jalannya sendiri
Bukan jalan yang sudah digaris para sastrawan lama
Karena dia ingin penyegaran di dunia sastra yang kaku menjadi cair, sastra yang penuh aturan menjadi sastra pembebasan
Sastrawan muda
Aku menyebutnya
Lewat tatapan sorot matanya, seperti burung gagak yang siap menjemput dan menerkam mangsanya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!