Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hutan Belantara Menghimpit Tiga Kota

12 Juni 2022   11:15 Diperbarui: 12 Juni 2022   11:30 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi masih gelap

Ku coba menelusuri jalanan

Antara keyakinan dan tekad menjadi satu warna

Dalam melangkah menuju kehendak Sang Maha kuasa

Dari Kota angin menuju bandara Surabaya

Mencoba keberuntungan dalam menguji sebuah harapan

Mencari sebuah arti kehidupan

Menelaah keadaan

Supaya mampu memahami kehidupan negeri yang beragam

Suku, agama, kepercayaan, dan keyakinan

Langit terlihat cerah di bandara Surabaya

Saat aku masih menginjak umur 23 tahun

Kuliah di Jogja pun juga belum usai

Aku mencoba menelusuri pengalaman di tiga kota yang terhimpit hutan belantara

Ku coba melangkah tanpa keraguan

Karena berjalan dengan keyakinan merupakan jalan yang harus di genggam erat-erat oleh sebuah jiwa

Walaupun cita-cita yang masih menggantung di langit

Ku coba hempaskan bersama pesawat Adam air dari bandara Surabaya menuju Kota Balikpapan Kalimantan

Saat kaki menginjakkan di bandara Balikpapan

Suasana hujan mengawal perjalanan menuju Kota Borneo

Kota terkaya di Republik Indonesia

Kulihat Kota Balikpapan yang masih sepi di siang hari

Namun di balik kota Balikpapan tersimpan raksasa kekuatan ekonomi

Mulai dari energi kilang minyak sampai kekuatan ekonomi Kota strategis yang suatu saat menjadi Kota paling sibuk di Asia Tenggara

Maka tak heran Ibu Kota Republik Indonesia akan di rencanakan tak lepas dari tiga kota di tengah hutan belantara Borneo

Antara Tenggarong, Samarinda dan Balikpapan

Saat kaki menginjakkan di kota tengah Hutan Belantara Kalimantan

Serasa hidup di zaman para wali di tanah Jawa

Saat mengingat hutan belantara Kalimantan yang masih terlihat pesona lebat hutannya

Masih terlihat banyak pepohonan tumbuh di hutan Kalimantan yang berumur ratusan tahun dan hingga sampai hari ini masih bertahan hidup di hutan belantara Kalimantan

Saat melihat hutan belantara di Kalimantan

Sungguh hati sangat mengharukan

Selaksa taman surga yang di gambarkan di kitab-kitab kuno

Membuat hati kembali merekam di zaman sejarah tanah Jawa

Pada saat hutan masih terbilang perawan

Namun kini tanah Jawa

Hutan tak selebat dahulu kala

Hutan banyak yang menjadi pemukiman dan gundul

Karena tanah Jawa penduduk nya semakin padat

Mau tak mau hutan menjadi pemukiman, sawah dan ladang

Saat menyusuri hutan belantara di Kalimantan

Serasa hidup di zaman Majapahit seribu tahun silam di tanah Jawa

Namun saat memasuki kota Balikpapan

Serasa hidup di zaman Eropa

Begitu elok kota yang nampak berjajar gedung-gedung tinggi menjulang

Di sana-sini terdapat hiruk-pikuk kehidupan kota yang padat merayap

Taman-taman Kota yang asri rupawan

Menambah kecantikan Kota Balikpapan

Selaksa ada di Kota bangsa Eropa

Sedangkan Kota Samarinda

Dengan maskot sungai Mahakam

Menambah warna suasana asri

Namun di balik keasrian Sungai Mahakam terlintas buaya-buaya Tenggarong yang melegenda di tanah Kaltim

Legenda buaya Tenggarong di sungai Mahakam

Membuat cerita di siang hari atau malam hari

Saat berbincang dengan orang yang tinggal di Kalimantan tentang buaya Tenggarong yang menjadi cerita melegenda

Tak terasa

Hari sudah terlewati hampir setahun di tiga kota di tengah hutan belantara

Aku mencoba mengenali kembali

Sebuah negeri yang ku tulis bersama diksi-diksi

Dari ketiga belas buku yang pernah ku terbitkan

Semoga saja suatu saat aku masih di beri umur untuk menceritakan tiga kota di tengah hutan belantara

Ku buat bersama diksi-diksi dalam torehan antara sastra dan filsafat kehidupan

Akhirnya, ku cukupkan sudah tulisanku

Tentang tiga kota di tengah hutan Borneo

Dari perjalanan yang menjadi pijakan kakiku

Semua hanya memenuhi ketetapan dari Sang Maha Kuasa

Aku tak bisa apa-apa

Selain dari kehendak Dia

Dia sang penguasa jagat noso

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun