Pagi masih gelap
Ku coba menelusuri jalanan
Antara keyakinan dan tekad menjadi satu warna
Dalam melangkah menuju kehendak Sang Maha kuasa
Dari Kota angin menuju bandara Surabaya
Mencoba keberuntungan dalam menguji sebuah harapan
Mencari sebuah arti kehidupan
Menelaah keadaan
Supaya mampu memahami kehidupan negeri yang beragam
Suku, agama, kepercayaan, dan keyakinan
Langit terlihat cerah di bandara Surabaya
Saat aku masih menginjak umur 23 tahun
Kuliah di Jogja pun juga belum usai
Aku mencoba menelusuri pengalaman di tiga kota yang terhimpit hutan belantara
Ku coba melangkah tanpa keraguan
Karena berjalan dengan keyakinan merupakan jalan yang harus di genggam erat-erat oleh sebuah jiwa
Walaupun cita-cita yang masih menggantung di langit
Ku coba hempaskan bersama pesawat Adam air dari bandara Surabaya menuju Kota Balikpapan Kalimantan
Saat kaki menginjakkan di bandara Balikpapan
Suasana hujan mengawal perjalanan menuju Kota Borneo
Kota terkaya di Republik Indonesia
Kulihat Kota Balikpapan yang masih sepi di siang hari
Namun di balik kota Balikpapan tersimpan raksasa kekuatan ekonomi
Mulai dari energi kilang minyak sampai kekuatan ekonomi Kota strategis yang suatu saat menjadi Kota paling sibuk di Asia Tenggara
Maka tak heran Ibu Kota Republik Indonesia akan di rencanakan tak lepas dari tiga kota di tengah hutan belantara Borneo
Antara Tenggarong, Samarinda dan Balikpapan
Saat kaki menginjakkan di kota tengah Hutan Belantara Kalimantan
Serasa hidup di zaman para wali di tanah Jawa
Saat mengingat hutan belantara Kalimantan yang masih terlihat pesona lebat hutannya
Masih terlihat banyak pepohonan tumbuh di hutan Kalimantan yang berumur ratusan tahun dan hingga sampai hari ini masih bertahan hidup di hutan belantara Kalimantan
Saat melihat hutan belantara di Kalimantan
Sungguh hati sangat mengharukan
Selaksa taman surga yang di gambarkan di kitab-kitab kuno
Membuat hati kembali merekam di zaman sejarah tanah Jawa
Pada saat hutan masih terbilang perawan
Namun kini tanah Jawa
Hutan tak selebat dahulu kala
Hutan banyak yang menjadi pemukiman dan gundul
Karena tanah Jawa penduduk nya semakin padat
Mau tak mau hutan menjadi pemukiman, sawah dan ladang
Saat menyusuri hutan belantara di Kalimantan
Serasa hidup di zaman Majapahit seribu tahun silam di tanah Jawa
Namun saat memasuki kota Balikpapan
Serasa hidup di zaman Eropa
Begitu elok kota yang nampak berjajar gedung-gedung tinggi menjulang
Di sana-sini terdapat hiruk-pikuk kehidupan kota yang padat merayap
Taman-taman Kota yang asri rupawan
Menambah kecantikan Kota Balikpapan
Selaksa ada di Kota bangsa Eropa
Sedangkan Kota Samarinda
Dengan maskot sungai Mahakam
Menambah warna suasana asri
Namun di balik keasrian Sungai Mahakam terlintas buaya-buaya Tenggarong yang melegenda di tanah Kaltim
Legenda buaya Tenggarong di sungai Mahakam
Membuat cerita di siang hari atau malam hari
Saat berbincang dengan orang yang tinggal di Kalimantan tentang buaya Tenggarong yang menjadi cerita melegenda
Tak terasa
Hari sudah terlewati hampir setahun di tiga kota di tengah hutan belantara
Aku mencoba mengenali kembali
Sebuah negeri yang ku tulis bersama diksi-diksi
Dari ketiga belas buku yang pernah ku terbitkan
Semoga saja suatu saat aku masih di beri umur untuk menceritakan tiga kota di tengah hutan belantara
Ku buat bersama diksi-diksi dalam torehan antara sastra dan filsafat kehidupan
Akhirnya, ku cukupkan sudah tulisanku
Tentang tiga kota di tengah hutan Borneo
Dari perjalanan yang menjadi pijakan kakiku
Semua hanya memenuhi ketetapan dari Sang Maha Kuasa
Aku tak bisa apa-apa
Selain dari kehendak Dia
Dia sang penguasa jagat noso
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI