Mohon tunggu...
khoirul khabibi
khoirul khabibi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Teknik Elektro UGM Wakil Ketua Divisi Riset Kelistrikan Dewan Energi Mahasiswa UGM

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

AC vs DC, Siapakah Jawaranya?

6 April 2019   20:51 Diperbarui: 6 April 2019   20:57 1705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Umumnya, di seluruh dunia ini sistem kelistrikan yang digunakan adalah sistem arus AC (Alternating Current) atau biasa disebut arus bolak-balik. Salah satu penyebabnya adalah sistem arus AC lebih mudah dalam transmisi dibandingkan dengan sistem DC. 

Padahal, transmisi merupakan salah satu proses penting dalam sistem kelistrikan. Hal ini dikarenakan jarak yang cukup jauh antara pembangkit listrik dengan beban atau pelanggan. 

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berbahan bakar batubara misalnya, harus dibangun di tepi laut untuk memudahkan proses transportasi bahan bakar. Pasokan air dengan jumlah cukup besar dibutuhkan juga untuk proses pendinginan pembangkit. Sementara sistem DC saat ini massif digunakan untuk peralatan-peralatan elektronik yang membutuhkan tegangan dan daya kecil serta membutuhkan mobilitas.

Sejarah "War of Current"

Ternyata dibalik penggunaan sistem arus AC tersebut, ada sejarah panjang yang cukup kontroversial. Sejarah tersebut tidak lepas dari dua nama besar dalam dunia kelistrikan, Tomas Alfa Edison dan Nikola Tesla. Pertentangan yang cukup sengit tersebut terjadi pada abad 19 di Amerika Serikat. Pada mulanya, sistem kelistrikan yang digunakan adalah sistem DC. 

Setelah dikenal dunia karena penemuan listrik, Edison kemudian mendirikan sebuah perusahaan penyuplai listrik yaitu General Electric. Perusahaan yang didirikan di New York tersebut langsung menjadi penguasa di bisnis kelistrikan.

Sistem DC dipilih karena beberapa keunggulan yang dimilikinya. Salah satunya adalah listrik DC dapat disimpan dalam sebuah baterai. Namun dibalik itu, listrik DC mempunyai kelemahan. Generator listrik harus ditempatkan paling jauh 1 mil dari pengguna. 

Jika lebih dari itu, maka drop tegangan akan besar sehingga losses yang dihasilkan tinggi. Karena hal tersebut, di setiap area dibutuhkan generator sendiri. Disamping itu, listrik DC sulit untuk diubah tegangannya. Satu generator hanya menghasilkan satu tegangan. Hal itu membuat biaya yang untuk transimi menjadi tinggi.

Pada tahun 1882, muncul seorang genius bernama Nicola Tesla. Nicola Tesla merupakan keturunan Serbia yang bekerja pada General Electric. Pria kelahiran 10 Juli 1856 tersebut pada mulanya bekerja pada perusahaan Edison di Perancis. Karena kepandaiannya dia kemudian ditarik untuk bekerja di Amerika Serikat.

Saat bekerja di General Electric, dia menemukan bahwa listrik DC yang selama itu menjadi andalan bisnis GE mempunyai kelemahan. Ia pun membuat rancangan generator AC dan mengajukannya pada Edison. Akan tetapi rancangan tersebut ditolak. Alhasil, hanya bekerja selama setahun dia memutuskan untuk keluar. Akhirnya Tesla bergabung dengan perusahaan milik Westinghouse. Perusahaan westinghouse adalah pesaing dari General Electric milik Edison.

Ide listrik AC Tesla diterima oleh Westinghouse. Kemudian dipamerkan pada Expo Fair di Chicago dan sukses besar. Walaupun tidak dapat disimpan dalam baterai, listrik AC dapat membuat ongkos menjadi lebih murah. Disamping itu, kendala jarak juga dapat diatasi. Jika pada listrik DC jarak maksimal generator hanya 1 mil dari pelanggan, berbeda dengan listrik AC yang dapat lebih jauh dari itu. Proses menaik turunkan voltase juga lebih mudah karena menggunakan transformator. Transimisinya pun jauh lebih mudah dan memakan biaya yang lebih murah.

Perusahaan Niagara Falls Power Company saat itu mengadakan tender untuk bisa membangkitkan listrik dari air terjun Niagara. Karena diyakini air terjun Niagara dapat menghasilkan energi listrik yang cukup besar. 

Listrik yang dihasilkan dari Niagara digunakan untuk menyuplai kota Buffalo yang merupakan kota terdekat. Kedua perusahaan milik Edison dan Westinghouse mengikuti tender tersebut. 

Akhirnya Westinghouse yang menjadi pemenangnya. Salah satu pertimbangannya adalah biaya transmisi yang lebih murah. Nicola Tesla membuat pernyataan sebelum memenangkan tender itu. Bahwa energi listrik dari air terjun Niagara tidak hanya bisa menyuplai kota Buffalo, tapi juga seluruh wilayah timur AS. Asalkan menggunakan sistem AC.

Black Campaign Dimulai, Hewan pun Jadi Korban

Kemenangan perusahaan Westinghouse dalam tender membuat Edison marah. Karena proyek tersebut bernilai jutaan dollar. Akhirnya berbagai black campaign dilancarkan. Edison membuat tuduhan bahwa listrik AC tidak aman bagi manusia. 

Pembuktian bahwa listrik AC berbahaya dilakukan pada hewan, kucing dan anjing, hingga kuda menjadi korban. Tidak hanya itu, Edison juga memproduksi sebuah film. Film tersebut berisi tentang matinya seekor gajah sirkus akibat disetrum dengan listrik AC. Hal itu dilakukan untuk membuktikan bahwa listrik DC jauh lebih aman dari listrik AC.

Namun serangan-serangan tersebut tidak membuahkan hasil. Edison dengan listrik DC nya pun di ambang kekalahan. Apalagi setelah proyek pembangkit listrik Niagara yang dibangun oleh perusahaan Westinghouse resmi beroperasi. Masyarakat pun kemudian lebih banyak menggunakan listrik AC.

Penemuan HVDC (High Voltage Direct Current), Edison Belum Kalah

Listrik DC akhir-akhir ini kembali naik kembali. Teknologi High Voltage Direct Current atau HVDC mulai dikembangkan di beberapa Negara. Bahkan transmisi HVDC sudah mulai digunakan. 

Awalnya teknologi HVDC menggunakan tabung merkuri, sebagai converter atau pengubah daya ac ke dc dan sebaliknya. Akan tetapi setelah penemuan thyristor. Thyristor yang ditemukan pada tahun 1970 menjadi dasar perkembangan pesat HVDC. Teknologi tersebut memungkinkan untuk untuk keperluan daya besar.

Transmisi menggunakan listrik DC ternyata mempunyai beberapa keunggulan dibanding AC. Padahal awalnya DC dibuat menyerah di masalah transmisi. Setelah DC dapat ditransmisikan jarak jauh, rugi-rugi yang dihasilkan ternyata lebih kecil dari transmisi menggunakan listrik AC. Perkembangan teknologi lah yang kemudian membalik itu semua.

Dari sejarah listrik tersebut kita belajar, bahwa perkembangan teknologi sangatlah pesat. Semua hal bisa saja berubah, yang awalnya kalah bisa jadi menang begitupun sebaliknya. (Bib)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun