Mohon tunggu...
khoirul ikhsan
khoirul ikhsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Masyarakat biasa

agak suka baca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Dilematis Generasi Z, Generasi Multi Potensi tetapi Juga sebagai Public Enemy

16 Juli 2024   20:13 Diperbarui: 16 Juli 2024   21:34 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dilematis bagi Gen Z, di satu sisi sebagai generasi multi potensi di sisi lain sebagai public enemy. (pict by Unplash)

Terkait masyarakat menganggap Generasi Z sebagai generasi yang potensial dan dilain sisi terdapat “kekeliruan” yang dipandang masyarakat. Hal ini terjadi karena konstruksi sosial, konstruksi sosial hari ini terbangun bukan hanya terbentuk karena peran Generasi Z saja, tetapi generasi-generasi sebelumnya. 

Maka wajar saja pandangan Generasi Z selain punya banyak potensial, masyarakat (terutama generasi sebelum Generasi Z) menilai ada sesuatu yang berbeda dari mereka terkait “etos dan karakter” yang ada pada Generasi Z.

Refleksi  Generasi Sebelumnya, Berhati-hati hingga Open minded ikhtiar mereduksi stereotip Pandangan Negatif Generasi Z.

Mengingat-ingat nasehat orang tua yang cukup familiar dalam bahasa jawa “Wis mangan asam garamé urip” kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi “makan asam garam kehidupan” memiliki makna pembelajaran dan relevan bagi Generasi Z untuk menjaga eksistensi sebagai manusia yang esensial terkhusus pada “etos dan karakternya” ditengah modernisasi yang mengikis etos dan karakter karena dianggap tidak relevan dan peninggalan budaya kuno. Hal ini berbeda dengan orang-orang terdahulu yang menjunjung kesantunan, etos, dan karakter yang baik.

Maka tiada salahnya atau malah perlu bagi Generasi Z untuk belajar dari generasi-generasi sebelumnya perihal etos, karakter, kesantunan, dan tentunya bersabar serta menghargai proses agar tak selalu di cap sebagai generasi instan.

Selain belajar dari generasi-generasi sebelumnya Generasi Z sebagai seseorang yang terbuka atau  open minded idealnya dalam berlaku apapun itu Generasi Z selain memperhatikan nilai proses juga memperhatikan dampak atau risiko. 

Dengan memperhatikan dua hal tersebut (dampak & risiko) Generasi Z menjadi generasi yang unggul dan perlahan-perlahan mengenai stereotip bahwa Generasi Z mempunyai sisi negatifnya akan tertimbun pandangan baru generasi yang hati-hati dalam berlaku (memperhatikan dampak dan risiko). 

Makna unggul diinterpretasikan sebagai generasi yang punya banyak potensi sekaligus open minded sehingga mereka juga selalu memperhatikan dampak dan risiko yang mereka lakukan.

Dilematis menjadi seorang Generasi Z mempunyai tanggung jawab atas apa yang menjadi pandangan masyarakat umum terutama perihal basic potensial yang dimiliki Generasi Z itu sendiri serta mereduksi pandangan-pandangan negatif yang ada dengan cara berkaca dari generasi-generasi sebelumnya perihal etos dan karakter yang relevan sampai hari ini dan tidak terkesan kuno. 

Setelah mencoba-coba mengamati dan mensitetiskan dua sisi ini, antara potensi dan pandangan-pandangan negatif. Menjadi keunggulan sebagai Generasi Z yang beberapa karakteristiknya yakni open minded, memperhatikan tindak-tanduk serta merefleksikan nilai-nilai dari generasi sebelumnya menjadikan Generasi Z yang santun dan anggun karakternya. 

Dengan karakteristik ini diharapkan Generasi Z peka, responsif, dan menjadi Generasi yang unggul setelah memanfaatkan potensinya serta mampu pandangan-pandangan negatif melalui potensinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun