Mohon tunggu...
Khoirul Affandi
Khoirul Affandi Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia biasa

Menulis adalah tantangan baru untuk terus berkarya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cerita Pengalaman Bersama Dosen Pancasila dan Kewarganegaraan

4 Mei 2020   23:56 Diperbarui: 21 Juni 2021   15:10 1922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana belajar saat di kelas (dokpri)

Nama saya khoirul affandi, biasa dipanggil irul. Saat ini saya sebagai mahasiswa di uin maulana malik ibrahim malang di jurusan perbankan syariah dan berada di jenjang semester 2. 

Di sini saya akan menceritakan sedikit pengalaman dan apa yang saya dapatkan selama mengikuti mata kuliah pancasila dan kewarganegaraan selama 1 tahun. Selamat membaca ya teman-teman.

Mata kuliah pancasila dan kewarganegaraan adalah mata kuliah wajib bagi mahasiswa baru fakultas ekonomi uin malang. Awalnya saya berfikir bahwa perkuliahan ini akan berlangsung tidak menyenangkan. 

Sebelumnya saya juga berangapan bahwa mata kuliah pancasila dan kewarganegaraan hanya akan berlangsung sangat membosankan, Dalam pikiran saya saat itu, ketika pertama masuk perkuliahan. 

Mengapa saya berpikiran begitu karena dari dulu saya belajar pancasila di jenjang SD hingga SMA sangat membosankan yang hanya diisi dengan ceramah yang dapat menjadi pengantar tidur. 

Baca juga :Demokrasi Pancasila Pada Masa Orde Baru

Namun pada kenyataannya yang saya pikirkan pada waktu itu salah. Perkuliahan ini berlangsung sangat produktif sehingga tidak ada satupun mahasiswa yang tertidur selama berlangsunya kuliah dalam waktu satu tahun.

Pada mata kuliah ini saya diajar oleh Bapak EDI PURWANTO,M.SI. Saya mengira beliau adalah dosen yang galak karena dalam pertemuan pertama beliau tidak masuk maklum beliau orang sibuk. 

Kemudian digantikan oleh pak hadi yang katanya asisten dari bapak edi. Pada waktu itu juga dia bilang ke teman satu kelas bahwa pak edi itu orangnya killer. Lantas teman satu kelas sangat terkejut mendengarkan ucapan dari mulut pak hadi selaku asisten pak edi. 

Dan ternyata pada akhir jam pelajaran kami satu kelas baru sadar bahwa kita diprank oleh pak edi selaku orang yang ngaku-ngaku menjadi pak hadi tersebut. Momen itulah yang membuat saya mengira bahwa pak edi itu galak.  

Namun ternyata beliau tidak seperti itu, malah kebalikanya beliau adalah dosen yang humoris dan suka diajak bercanda, inilah yang membuat kelas saya selama 1 tahun sangat produktif.

Saya sangat senang belajar dengan beliau sebab beliau adalah dosen yang menyenangkan dalam mengajar. Selalu ada saja cara mengajar yang membuat saya dan teman-teman sekelas tidak bosan. 

Saya begitu senang sebab cara bapak dalam mengajar sangat berbeda dari dosen yang lain. Beliau lebih suka untuk berdiri sambil mengajar daripada duduk. Disela-sela pelajaranya beliau juga selalu membuat kami tertawa dengan candaanya yang receh itu. 

Baca juga : Memurnikan Nilai-Nilai Pancasila pada Kaum Milenial di Era Globalisasi Budaya

Walaupun bapak selalu bercanda beliau juga serius dalam mengajar apalagi dalam memberikan tugas, beliau sangat tegas tapi saya bisa menerima karena dibalik tugas itu pasti terdapat hikmah tersendiri.

Dan pada waktu itu ketika saya mendapatkan tugas kelompok bersama teman yang lain yaitu membuat makalah dan kami satu kelompok harus mempresentasikan hasil tugas yang telah diberikan. 

Karena kami satu kelompok masih kurang paham tentang materi . Alhasil presentasi kelompok saya tidak maksimal, namun ternyata beliau ini bisa menghargai kerja keras kami meskipun tidak maksimal. 

Sedangkan jika ada mahasiswa yang belum paham sama materi beliau tidak pernah marah sama sekalipun. Ini yang membuat saya menjadikan beliau dosen favorit. 

Karena beliau adalah dosen favorit saya, maka saya berusaha meniru kelebihan yang beliau miliki. Saya harus belajar lebih keras agar bisa seperti dosen saya ini. 

Dalam perkuliahan mata kuliah pancasila dan kewarganegaraan selama 1 tahun bersama bapak edi banyak yang saya dapatkan dari beliau. Diantaranya yaitu ilmu, kematangan dalam public speaking, dan pengalaman dalam mengerjakan tugas.

1. Ilmu

Disetiap mata kuliah pasti selalu ada ilmu yang telah didapati oleh mahasiswa. Namun tergantung dari gimana cara dia dalam menerima ilmu tersebut. 

Di dalam suatu kelas biasanya terdapat mahasiswa yang rajin dan mahasiswa yang hanya datang, absen, pulang dan lupakan. 

Tetapi dimata kuliah ini alhamdulillah menurut pandangan saya semua mahasiswa belajar dengan rajin, semangat dan gembira sehingga mahasiswa dalam satu kelas ini dapat menerima ilmunya dengan baik. 

Dan Tentunya kita harus berterima kasih kepada dosen. Tanpa dosen, tidak akan ada ilmu yang dapat kita pelajari. 

Baca juga : 1 Juni, Refleksi Pancasila sebagai Ideologi Terbaik Bangsa

2. Kematangan dalam Public speaking

Sering sekali tugas kuliah adalah untuk mencari bahan dan memperesentasikannya dikelas, dan meminta teman-teman kita agar memberi pertanyaan, dan debat-debat argumen yang sifatnya membangun pengetahuan. 

Dan ada sesuatu kata-kata bapak edi Yang masih saya inggat pada waktu pembelajaran adalah " presentasi itu sebagai lahan belajar anda, silahkan berpendapat kita diskusi itu tidak mencari nilai, jadi kalau bependapat salah tidak apa-apa.

Jangan berharap nilai dari pembelajaran, lakukan dan niatkan dengan ikhlas mencari ilmu nanti pasti barokah" kata-kata beliau inilah yang masih saya pegang teguh sampai sekarang untuk melanjutkan masa depan. 

3. Pengalaman dalam mengerjakan tugas

Beliau dalam memberi tugas kepada mahasiswa bukan hanya take a home saja, namun juga diberikan tugas untuk langsung terjun ke dalam lingkungan masyarakat. 

Salah satu tugas lapangan yang beliau berikan ialah setiap mahasiswa ditugaskan untuk pergi belajar ke tempat ibadah agama lain yang ada di indonesia. 

Didalam tugas lapangan ini para mahasiswa belajar mengenai toleransi terhadap keberagamaan suku, ras, dan agama yang terdapat di indonesia. 

Hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi saya. karena dalam seumur hidup, saya belum pernah mengunjungi tempat ibadah agama lain selain agama islam untuk belajar mengenai toleransi.

Itulah sedikit pengalaman saya setelah mengikuti mata kuliah pancasila dan kewarganegaraan bersama bapak edi purwanto. Ketahuilah bahwa pengalaman belajar bersama bapak yang hanya beberapa bulan sangat berarti bagi saya. 

Terima kasih atas waktu yang bapak berikan, semoga bapak selalu jadi kebanggaan bagi mahasiswa dan mahasiswinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun