a. Perhatian yang mendukung dan keintiman. Guru dan anak memelihara atensi mutual dan dorongan. Tujuannya adalah untuk membantu anak tetap bersama dan menikmati keberadaan guru.
b. Membantu komunikasi dua arah. Guru membantu anak membuka dan menutup lingkaran komunikasi, pertama dengan ekspresi muka, dialog tanpa kata (gestural) makin lama makin meningkat ke arah yang lebih kompleks. Tugas guru mendorong suatu dialog, membantu anak menggunakan perasaan atau emosi, tangan, muka, tubuh untuk berkomunikasi, untuk mengungkapkan harapan, kebutuhan dan maksudnya.
c. Memberikan dorongan untuk mengungkapkan dan menggunakan perasaan dan ide-ide. Tujuannya untuk membuat anak percaya bahwa mereka dapat mengungkapkan kebutuhan, harapan, dan perasaannya, dan secara meningkat membantu mereka mengungkapkannya dengan kata-kata. d. Membantu anak berpikir logis. Tujuannya untuk mendorong anak menghubungkan pikirannya dengan cara yang logis
Untuk memperoleh manfaat dan hasil yang optimal dari pelaksanaan floor time ini, ada beberapa pedoman yang harus diikuti, yaitu:
a. Pilih waktu yang memungkinkan tidak diganggu selama 20 sampai 30 menit. Latihan ini sangat tergantung pada kebutuhan anak, namun sebaiknya dilakukan secara konsisten delapan sampai sepuluh kali dalam satu hari.
b. Mencoba untuk bersabar dan rileks, tidak terburu-buru saat bersama anak dan harus selalu tampak yakin. Perasaan guru atau orang tua akan mempengaruhi perasaan anak.
c. Berempati dengan suasana emosi anak. Tunjukkan bahwa guru memahami perasaannya, menunjukkannya dengan kata-kata atau sentuhan, suara yang lembut dan penuh kehangatan.
d. Guru harus menyadari perasaannya sendiri, sebab akan mempengaruhi hubungan dengan anak. Apabila merasa kesal maka sikap akan berubah dan anak menjadi rewel dan lebih penuntut, dan apabila sedih anak akan menjadi tidak antusias kepada guru.
e. Memonitor nada suara dan gerakan sendiri. Guru harus penuh semangat, gembira, menyenangkan, sportif, play full, sehingga akan menarik minat anak untuk bermain dengan guru.
f. Mengikuti minat anak dan berinteraksi dengannya selama mungkin. mencari cara untuk mengembalikan tindakan anak yang tampak tidak aktif ke dalam interaksi. Memperlakukan semua prilakunya seperti bermakna dan seperti suatu kesempatan untuk membangun komunikasi dua arah.
g. Menyelaraskan dengan tahapan perkembangan anak. membantu perkembangan anak dalam atensi, dorongan, pertukaran gerakan dan anak menjadi siap untuk berbagi ide dalam bermain pura-pura dan pembicaraan.