Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarakatuh
Salam Guru Penggerak!
Saya Khoiriyaningsih dari SMP Negeri 1 Godean Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 10 Kabupaten Sleman akan menuliskan rangkuman simpulan pembelajaran (koneksi antar materi) yang telah dipelajari pada Modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan.
Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
- Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Pratap Triloka dalam filosofi Ki Hajar Dewantara meliputi:
- Ing Ngarsa Sung Tuladha, yaitu di depan memberi teladan. Artinya, guru sebagi pemimpin pembelajaran sepatutnya memberi contoh (teladan) yang baik kepada murid maupun teman sejawat guru;
- Ing Madya Mangun Karsa, yaitu yaitu guru di tengah memberi ide dan gagasan. Artinya, guru memberikan ide dan gagasan demi tumbuh kembangnya murid sesuai potensi yang dimiliki;
- Tut Wuri Handayani, yaitu guru di belakang memberikan dorongan kepada murid untuk mengarahkan potensinya. Artinya guru sebagai pemimpin pembelajaran memberikan dorongan dan tuntunan kepada murid untuk mengarahkan potensi sesuai dengan kekuatan kodratnya.
Dalam menjalankan Pratap Triloka, guru mempunyai banyak peran yang tidak jarang menuntut untuk mengambil sebuah keputusan. Berdasarkan Patrap Triloka, guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan hendaknya perlu menerapkan empat paradigma, tiga prinsip, dan Sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan agar keputusan yang diambil tetap berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengambilan keputusan dengan bijak yang menjunjung tinggi dan menegakkan nilai-nilai kebajikan universal, akan menghasilkan keputusan yang berpihak pada murid.
- Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita dapat memengaruhi prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan karena nilai-nilai tersebut akan memengaruhi pikiran dan menentukan sikap serta cara pandang dalam menghadapi suatu masalah untuk diambil sebuah keputusan. Kita sebagai pengambil keputusan dalam mengambil keputusan tentu akan berpedoman pada nilai-nilai yang sudah tertanam pada diri kita.
Misalnya, seorang guru yang sudah tertanam dalam dirinya nilai kejujuran, maka dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru akan dilaksanakan dengan penuh kejujuran. Guru tersebut ketika dihadapkan pada situasi yang menghendaki untuk mengambil keputusan, maka akan mengutamakan nilai kejujuran dan kebenaran yang dianutnya.
- Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.
Coaching merupakan hubungan kemitraan dengan klien, dalam suatu percakapan yang kreatif dan memicu pemikiran, untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional klien. Coaching merupakan kegiatan kemitraan antara coach dan coachee. Melaluil proses coaching, keputusan yang diambil akan lebih efektif karena bersumber dari potensi yang dimiliki coachee. Keterampilan coaching akan membantu pengambilan keputusan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil dan melihat berbagai pilihan sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Alur TIRTA pada proses coaching digunakan untuk pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai Kebajikan. Jika dikaitkan dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, maka proses pengambilan keputusan harus berpihak pada murid.
Pengambilan keputusan telah efektif melalui kegiatan coaching untuk memaksimalkan potensi dengan alur TIRTA, sehingga keputusan yang diambil berpihak pada murid, menegakkan nilai-nilai kebajikan universal, dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Guru dewasa ini dituntut untuk memiliki kompetensi sosial dan emosional (KSE) yang diharapkan diterapkan dalam proses pembelajaran (PSE). Salah satu aspek dalam KSE adalah kemampuan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab, yaitu kemampuan seseorang untuk membuat pilihan-pilihan yang konstruktif terkait perilaku peribadi serta interaksi sosial berdasarkan standar etika, pertimbangan keamanan dan keselamatan sosial. Oleh karena itu, aspek sosial dan emosional guru akan memengaruhi tindakan pengambilan keputusan, terlebih situasi dilema etika. Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai kebajikan dan mengelola aspek sosial emosional, maka guru dapat dengan sadar secara penuh (mindful) untuk mengambil keputusan dengan bijak dibantu melalui sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
- Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika menuntut seorang pendidik untuk mengambil sebuah keputusan berdasarkan nilai-nilai yang dianut oleh pendidik. Nilai-nilai Kebajikan universal yang dianut oleh seorang pendidik perlu ditegakkan dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan sekitar agar keputusan yang diambil berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengambilan keputusan dengan mengacu pada empat paradigma, tiga prinsip, dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan akan membantu seorang pendidik dalam menegakkan nilai-nilai kebajikan yang dianut dalam mengambil keputusan.
- Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat, apalagi dalam situasi dilema etika atau bujukan moral yang membingungkan dapat dilakukan dengan melihat paradigma dilema etika yang terdapat dalam situasi yang sedang dihadapi. Selanjutnya, menentukan prinsip yang mendasari pilihan pengambilan keputusan yang diambil. Untuk memandu kita dalam mengambil keputusan agar keputusan yang diambil tepat, berpihak pada murid, menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan universal, dan dapat dipertanggungjawabkan, maka kita dapat menggunakan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan, yang meliputi:
- Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
- Menentukan siapa yang terlibat
- Mengumpulkan fakta yang relevan
- Pengujian benar-salah
- Pengujian paradigma benar lawan benar
- Melakukan prinsipi resolusi
- Investigasi opsi Trilema
- Membuat keputusan
- Melihat kembali proses pengambilan keputusan untuk direfleksi
Keputusan yang diambil tepat apabila berpihak pada murid, menegakkan nilai-nilai kebajikan universal, dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan-tantangan di lingkungan saya untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika adalah:
- Adanya perbedaan pandangan dari pihak-pihak yang terlibat dalam situasi dilema etika, sehingga hal ini menjadi tantangan untuk dapat membulatkan pandangan agar keputusan yang diambil dapat diterima oleh semua pihak;
- Nilai-nilai yang diyakini oleh masing-masing orang berbeda, sehingga hal ini dapat memengaruhi terhadap keputusan yang diambil;
- Masih sedikit pihak yang memahami langkah pengambilan dan pengujian keputusan, sehingga terkadang keputusan yang diambil belum dapat diterima berbagai pihak.
- Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Terdapat pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita, yaitu bahwa keputusan yang berpihak pada murid akan mempertimbangkan dampak keputusan terhadap pembelajaran dan tumbuh kembang murid. Guru sebagai pemimpin pembelajaran mempunyai kewenangan untuk mengambil sebuah keputusan terkait bagaimana proses pemetaan kebutuhan murid akan dilakukan, media apa yang akan digunakan, strategi/model pembelajaran apa yang akan digunakan, dan teknik asesmen seperti apa yang akan digunakan oleh guru agar dapat memenuhi kebutuhan setiap murid di kelasnya.
Kita sebagai pemimpin pembelajaran dalam memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid yang berbeda-beda adalah dengan mengetahui dan memetakan terlebih dahulu  kebutuhan setiap murid di kelasnya melalui pra asesmen untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid. Dengan mengetahui kebutuhan belajar murid, maka guru sebagai pemimpin pembelajaran akan menentukan strategi/model pembelajaran yang tepat untuk mengakomodir kebutuhan belajar murid di kelasnya. Pemenuhan kebutuhan belajar murid dapat dilakukan dengan strategi diferensiasi yang meliputi konten, proses, maupun produk. Pemenuhan kebutuhan belajar murid ini dapat dilakukan melalui pembelajaran berdiferenasi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang jelas, guru merespon kebutuhan belajar murid, menciptakan lingkungan belajar yang mengundang belajar, manajemen kelas yang efektif, dan melaksanakan penilaian yang berkelanjutan.
- Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, guru sepatutnya mengambil sebuah keputusan yang memerdekakan murid dan berpihak pada murid. Keputusan yang berpihak pada murid akan mempertimbangkan dampak keputusan terhadap pembelajaran dan tumbuh kembang murid. Apabila hal ini dilakukan, maka murid sebagai benih akan tumbuh menjadi pribadi yang merdeka, kreatif, dan inovatif dalam mengambil keputusan dalam menentukan masa depannya sendiri.
Guru sebagai pemimpin pembelajaran yang telah mengambil keputusan dengan tepat, yaitu keputusan yang memerdekakan murid dan berpihak pada murid, maka akan menghasilkan murid yang merdeka dan mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sesuai dengan kodratnya. Murid yang mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya, di masa depan menjadi manusia berkarakter dan berbudi pekerti luhur baik sebagai manusia individu, maupun sebagai anggota masyarakat.
- Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya adalah sekolah sebagai institusi moral dirancang untuk membentuk karakter warganya yang berkontribusi terhadap terbangunnya budaya, nilai-nilai, dan moralitas setiap murid. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, dalam mengambil keputusan hendaknya didasarkan pada dasar berpihak pada murid, berdasar nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggungjawab terhadap konsekuensi dari keputusan yang diambil.
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, guru hendaknya mengambil keputusan didasarkan pada filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara Pratap Triloka dengan menerapkan empat paradigma, tiga prinsip, dan Sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan agar keputusan yang diambil tetap berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan. Keputusan yang diambil sebaiknya didasarkan pada budaya positif yang berkembang di lingkungannya dengan menerapkan konsep BAGJA untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bahagia. Keputusan yang berpihak pada murid akan mempertimbangkan dampak keputusan terhadap pembelajaran dan tumbuh kembang murid.
Keterampilan coaching dapat membantu pengambilan keputusan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik. Diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan. Guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindful), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.
- Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Setelah mempelajari modul ini, saya bisa membedakan situasi dilema etika (benar lawan benar) dan bujukan moral (benar lawan salah). Situasi dilema etika membutuhkan proses dalam penyelesaiannya agar keputusan yang diambil berpihak pada murid, berdasar nilai-nilai kebajikan universal, dan dapat dipertanggungjawabkan. Saya juga telah memahami 4 paradigma, 3 prinsip, dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan agar keputusan yang saya ambil tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Setelah mempelajari modul ini, hal-hal di luar dugaan yang saya temui adalah ternyata terdapat langkah yang harus ditempuh dalam mengambil keputusan, tidak serta merta sekadar ambil keputusan saja. Pengambilan keputusan yang berkaitan dengan dilema etika (situasi benar lawan benar) perlu memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal agar keputusan yang diambil berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini, saya sebagai pemimpin pembelajaran pernah menerapkan pengambilan keputusan dalam situasi dilema etika, tetapi pengambilan keputusan yang saya lakukan untuk mematuhi perintah atasan dan atas dasar rasa peduli terhadap murid.
Bedanya dengan yang saya pelajari pada modul ini adalah modul ini membedakan situasi dilema etika dan bujukan moral. Dalam pengambilan keputusan, terdapat paradigma, prinsip, dan langkah yang harus dilakukan agar keputusan yang diambil tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Perubahan yang terjadi pada cara saya dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran ini adalah:
Sebelum
Sesudah
Yang saya pahami adalah situasi antara benar salah saja, ternyata dalam suatu kondisi dapat muncul situasi benar lawan benar.
Dalam mengambil keputusan, belum melakukan langkah-langkah pengambilan keputusan, tetapi hanya berbasiskan rasa peduli terhadap murid atau mematuhi perintah atasn.
Berupaya mengenali dilema etika, prinsip yang mendasari pengambilan keputusan, dan langkah pengambilan dan pengujian keputusan agar keputusan yang diambil berpihak pada murid, tetap menegakkan nilai-nilai Kebajikan universal, dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Mempelajari modul ini bagi saya sebagai seorang individu dan sebagai seorang pemimpin adalah sangat penting. Materi yang disajikan dan dipelajari pada modul ini sangat membantu saya dalam mengambil keputusan, terlebih dalam situasi dilema etika agar keputusan yang saya ambil berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai seorang individu maupun sebagai seorang pemimpin  pembelajan, saya dapat membuat keputusan yang benar dan efektif, sehingga dapat menghindari pengambilan keputusan yang merugikan pihak lain.
Demikian simpulan dan refleksi saya setelah mempelajari Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilail Kebajikan sebagai Pemimpin. Sampai jumpa kembali pada modul selanjutnya.
Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarakatuh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI