Aksi penyerangan yang dilakukan sejumlah orang yang tergabung dalam kelompok laskar, terjadi di Kampung Metodranan Semanggi, Pasar Kliwon Solo, Jateng, pada hari Sabtu malam (8/8/20).
Peristiwa tersebut menyerang keluarga Habib Umar Assegaf yang sedang mengadakan salah satu tradisi adat jawa yaitu midodareni, dengan melakukan doa bersama sebelum pernikahan.
Saat acara sedang berlangsung, mendadak muncul puluhan orang yang mendatangi lokasi tersebut yang kemudian melakukan aksi penganiayaan, pengeroyokan serta pengerusakan.
Apa sebab kelompok tersebut melakukan penyerangan ? Disinyalir, motif kelompok anarkis itu menganggap ritual doa yang dilakukan merupakan bagian ajaran syi’ah yang dianggap sesat dari ajaran agama Islam. Sebuah tindakan yang sangat mencederai nilai persatuan dari kemajemukan Bangsa Indonesia.
Senada dengan pesan yang disampaikan Bapak Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraan untuk sidang tahunan di Gedung MPR pada hari Jumat lalu (14/8/20); "Jangan ada yang merasa paling agamis sendiri. Jangan ada yang merasa paling Pancasilais sendiri," ujarnya.
Simbol Agama dan Etnis
Di saat dunia bersiap menyambut tantangan abad ke-22, bangsa ini terjebak dengan masih saja meributkan kepada simbol-simbol agama, tradisi suku, status kelompok atau golongan tertentu.Â
Maraknya suara yang memprotes simbol salib pada logo HUT RI, kembali mengusik perbedaan pendapat dari berbagai kubu. Namun sayangnya perbedaan tersebut hanyalah menimbulkan perdebatan kusir yang kosong dari manfaat.
Mengapa ? Sebab memprotes sesuatu hanya berdasarkan imajinasi semu belaka atau cocoklogi yaitu berusaha mencocok-cocokan meskipun fakta dan datanya jauh dari realita. Biasanya penganut fenomena cocoklogi ini adalah kaum fanatis.
Logo tersebut merupakan dekonstruksi dari bagian-bagian desain dari Supergraphic. Pada tiap-tiap bentuk desain memiliki kandungan makna tersendiri. Ringkasnya, pembuatan logo tersebut memiliki argumen keilmuan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Penilaian yang dilakukan oleh pihak-pihak yang menggunakan hanya dari cara pandang penglihatan dengan mencoba memirip-miripkan pada simbol salib.