Mohon tunggu...
Siti Khoiriah Yasin
Siti Khoiriah Yasin Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Di atas Langit, masih ada Langit.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bebas Tanpa (K)otak

25 April 2020   04:52 Diperbarui: 26 April 2020   10:08 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bukankah pelangi itu indah ketika beberapa warna berbeda disatukan? Tuhan Maha Kreatif merancang berbagai jenis perbedaan di dunia ini, termasuk perbedaan pendapat di antara gen kita sendiri gaes. 

Bahkan sampai agama mengatur bagaimana mengakomodasi perbedaan-perbedaan ini dengan cara musyawarah untuk menghasilkan kesepakatan. Bahasa kita sehari-hari adalah diskusi.  

Tidak perlu aneh dan kaget jika ada perbedaan pendapat, itu adalah pertanda bahwa kepingan-kepingan kecil pemikiran atau ide yang diilhamkan muncul dipermukaan. 

Tinggal gimana kemampuan untuk menyatukan kepingan tersebut menjadi kesatuan bentuk. Terkadang ada bagian yang tidak harus dipaksakan menyatu. Meski begitu, prioritas tujuan bersamalah yang diutamakan.

Ilmu bisa datang dari siapa, kapan, dan dimana saja.

Hindari sikap merasa superpower dan senioritas. Anggaplah setiap orang adalah guru dan media untuk kita saling belajar, tukar pikiran, pengalaman, kemudian ambil sisi positifnya yang bisa bermanfaat.

Seseorang yang sadar dirinya tidak sempurna, maka akan lebih bijak untuk menerima perbedaan dan tidak mudah reaktif ketika ada perbedaan darinya. Baginya berbeda bukanlah ancaman tetapi keunikan.

Hapus huruf (K) dalam kotak

Bingo...adalah seruan ketika berhasil menyelesaikan permainan dari kumpulan huruf acak hingga terbentuk menjadi kata tertentu. Mengabaikan huruf yang tidak perlu dan fokus menemukan huruf yang jadi tujuan. 

Hubungannya dengan topik ini adalah terkadang kita hanyut dan larut dalam batas yang dibuat sendiri atau diciptakan oleh orang lain. Penambahan huruf (K) adalah simbol batas, partisi, dinding yang menyebabkan otak kita terjepit dan kaku, karena letak setiap huruf di otak tidak pada posisi yang tepat. 

Sehingga membuat pola pikir jadi sempit, stagnan, standar baku, formal,dll. Terperangkap oleh batas yang tidak memiliki ruang gerak dinamis, pada akhirnya menjadi defensif yang  tidak siap dengan perubahan, dan tidak bisa merasakan empati terhadap hak dan kepentingan orang lain. 

Mengembalikan fungsi otak sesuai dengan posisi semestinya adalah sebuah keniscayaan atau sunnatullah, tanpa dibatasi dengan sesuatu yang ditambahkan berdasarkan ego dan kepentingan diri sendiri dan mengabaikan yang bukan berasal dari dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun