Mohon tunggu...
Khofsah TilawahSafrudin
Khofsah TilawahSafrudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Minat saya terhadap bahasa dan seni menjadi alasan saya untuk belajar menulis dan bebas berekspresi. Membagi cerita melalui karya dan tulisan, selalu mengingatkan saya kembali bahwa hidup untuk meninggalkan jejak di dunia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Ingin Pulang

16 November 2023   11:05 Diperbarui: 16 November 2023   11:07 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Bang, Rumi takut. Di sini gelap. Tangan rumi terikat."

"Iya Rumi, abang tau. Sekarang Rumi di mana?"

"Rumi di bawah jembatan pinggir kali Cisadane, bang. Rumi mau pulang."

"Rumi engga usah takut. Ada abang, Rumi tau arah pulang ke rumah kita kan?" Rumi berteriak semakin kencang, tubuhnya melawan.

"Sekarang Rumi ikut abang pulang ke rumah."

Sepanjang malam, Rumi terus melawan tubuhnya dan menggeliat kepanasan karena doa-doa yang dimantrai Kyai Kertareja. Tepat adzan Subuh berkumandang, Rumi jatuh pingsan dengan tubuhnya yang sudah lelah. Sukma sudah dikembalikan dan pulang ke tubuh Rumi.

Bertahun-tahun sudah lamanya peristiwa itu menimpa keluarga Rumi, saat ini Rumi sudah menikah dan dikaruniai anak laki-laki yang tampan. Pesan Kyai Kertareja saat itu, Rumi tidak bisa menjalani hidup normal. Setiap tahun keluarga Rumi harus menyembelih seekor kambing yang kemudian dagingnya dibagikan untuk orang-orang kampung dan kepala kambing diletakkan di bantaran kali Cisadane. Setiap malam satu Suro, Rumi diminta untuk mandi kembang tujuh rupa. Dan tidak boleh menginjakkan kakinya di jembatan kali Cisadane lagi.

TAMAT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun