Upaya yang kami lakukan untuk mengembangkan wisata daerah tersebut yakni dengan ikut membantu menanam pohon di tepi ganjaran, untuk lebih mempercantik dan menyejukkan sekamir.Â
Selain menanam pohon di sisi lain juga ternyata ada lahan yang sudah ditanami bawang merah, jadi di sana kami membantu untuk menyirami bawang yang sudah tertanam.Â
Karena memang wisata tersebut masih tergolong baru dan masih banyak dilakukan renovasi pada setiap tempat jadi kami sempatkan untuk berkunjung ke tempat tersebut di luar kegiatan karena memang tempatnya yang tergolong instagramable cocok digunakan untuk berkumpul dan bersantai.Â
Udara persawahan yang sejuk dilengkapi dengan berbagai hidangan khas pedesaan menjadikan setiap pengunjung lebih betah berlama-lama di sana.Â
Tidak hanya itu di tempat tersebut juga terdapat rumah apung yang digunakan sebagai tempat makan, karaoke, rapat, atau sekedar tempat bersantai.Â
Di tempat ini udara terbilang sangat sejuk apalagi di waktu sore, dengan suguhan angin semilir dan pemandangan langit yang sangat indah. Tak jarang tempat ini di gunakan para muda-mudi untuk berfoto ria.
Seperti yang kami tahu bahwa wisata ini terbilang masih baru, maka kelompok kami berinisiatif untuk membuat beberapa spot foto dengan tulisan kata-kata inspiratif.Â
Bahan yang kami butuhkan juga tidak terlalu banyak dan pastinya tidak menguras kantong. Karena banyak dari bahan tersebut kami dapatkan dari limbah sisa kayu yang sudah tidak terpakai di rumah-rumah warga.
Awalnya kami berdiskusi dengan salah satu pemuda desa yang kebetulan memiliki industry mabel dan kami dipersilahkan untuk mengambil kayu sisa namun masih layak pakai di tempat produksinya.Â
Setelah semua bahan terkumpul akhirnya kami membagi dalam beberapa tim untuk menyelesaikan satu papan, dimulai dari meencari ide tulisan, kemudian mengukir tulisan dan dilanjut dengan pengecatan dan yang terakhir yakni finishing.Â