Penggunaan Bahasa Isyarat di Dalam Komunitas Dengar dengan Karakteristik Spesifik (KDKS)
Secara histori munculnya praktik penggunaan bahasa isyarat dengan percakapan lisan dalam interaksi individu dengan autisme dan komunitas mendengar lainnya yang memiliki keterbatasan akses untuk memproduksi ucapan atau persepsi bicara karena hambatan perkembangan atau neuropsikologis dimulai sejak tahun 1970-an.
Banyak riset menyebut bahasa isyarat ini dengan Keywords Signing System (KWS) yang diartikan dengan Sistem Bahasa Isyarat Berbasis Kata Kunci (SIKK).Â
Yaitu merupakan sebuah teknik yang digunakan dalam interaksi individu dengan hambatan komunikasi di mana "kata kunci" di dalam pesan yang diucapkan ditambahkan penekanan dengan memproduksi isyarat secara simultan. Maknanya tidak semua kata dalam kalimat diisyaratkan.
SIKK bertujuan untuk memberikan akses yang lebih baik ke elemen leksikal (isyarat dan kata) maupun struktur (baik dalam visual dan pendengaran) bagi individu dengan hambatan komunikasi (misalnya: autism nonverbal, individu dengan hambatan fungsi intelektual).
Sejak bahasa isyarat telah diperkenalkan dan diterapkan dalam intervensi/ layanan pendidikan, penggunaan pertama hampir dua abad yang lalu, muncul kemudian beberapa diskusi kontroversi yang berkecamuk.
Salah satu diantaranya mengkhawatirkan penggunaan bahasa isyarat dapat menghambat pemerolehan keterampilan berbicara yang dikenal luas dengan sebutan kontroversi bahasa lisan dan isyarat.
Beberapa argumen yang menentang penggunaan bahasa isyarat telah banyak dikemukakan, misalnya, bahwa kemudahan bahasa isyarat akan otomatis menghambat upaya kognitif dan motorik anak untuk belajar berbicara. Tentu implikasinya terhadap pilihan keyakinan pengajar untuk mengajarkan keterampilan wicara yang lebih prospektif.
Sebaliknya bagi argumen yang percaya bahwa bahasa isyarat bisa bermanfaat mengungkapkan bahwa isyarat dapat memfasilitasi komunikasi dan karenanya membuat lebih mungkin untuk menjalin hubungan dengan lawan bicara.
Dalam pandangan para pendukung, penggunaan bahasa isyarat dapat memberikan kemudahan dalam mengungkapkan ide pembicaraan karena memiliki sifat lebih konkrit dan visual.
Namun tentu saja, terbukti bahwa perkembangan dan hasil pembelajaran sangat bergantung pada faktor-faktor yang konsisten dan memadai, model bahasa isyarat (dan berbicara) merupakan peluang untuk memicu ekspresi dalam komunikasi.