Penemuan Bahasa Isyarat
Banyak bahasa isyarat telah berkembang di seluruh dunia, dan tidak ada bahasa isyarat pertama yang dapat diidentifikasi. Secara historis pada abad ke-16, sebagian besar bahasa isyarat terbatas pada isyarat abjad (sistem ejaan jari) yang diciptakan untuk memfasilitasi transfer kata dari lisan ke bahasa isyarat, bukan sistem bahasa isyarat itu sendiri.
Pada tahun 1620, Juan Pablo Bonet menerbitkan buku yang berjudul Reducción de las letras y arte para enseñar a hablar a los mudos (Pengurangan huruf dan seni untuk mengajar orang bisu berbicara) di Madrid Spanyol.
Ini dianggap sebagai risalah modern pertama tentang fonetik dan terapi wicara yang menetapkan metode pendidikan lisan untuk anak-anak tunarungu dengan menggunakan bahasa isyarat, dalam bentuk isyarat huruf untuk meningkatkan komunikasi dengan komunitas tuli saat itu.
Sejak saat itu disadari bahwa bahasa isyarat yang muncul dan dikembangkan dalam komunitas tuli adalah sistem yang diatur secara linguistic.
Penemuan bahasa isyarat telah memungkinkan peneliti dan ahli teori untuk merumuskan hipotesis mengenai bagaimana bahasa diatur (dan mengatur dirinya sendiri) dalam kaitannya dengan mode bahasa yang lebih dipilih dan disukai yaitu bahasa lisan/wicara.
Hubungan antara Isyarat dan Kata
Potensi linguistik dari isyarat telah manjadi fakta dan isu yang menarik. Isyarat adalah lebih dari sekadar gestur (gerak natural tubuh). isyarat merupakan bagian dari sistem bahasa melalui bentuk gerakan sebagai cara yang sama dalam menunjukkan kata dalam bahasa oral.
Lebih lanjut, isyarat dapat dipertimbangkan ekuivalen dengan kata dalam bahasa verbal. Isyarat seperti halnya sebuah kata adalah item leksikal yaitu (1) baik kata maupun isyarat dibentuk dari himpunan unit sub-leksikal (fonem) dan disaat yang sama (2) keduanya merupakan bagian dari sistem semantik dan sintaksis.
Penelitian-penelitian sebelumnya dengan bahasa isyarat sebagai fokus mengungkapkan bahwa sifat visual-spasial dan ikonik dari isyarat ditujukan untuk membangun hubungan semantik dan sintaksis. Misalnya isyarat kata “pergi” dapat bermakna “cepat pergi” bergantung konteks dan situasi.
Terlepas dari kenyataan bahwa dua jenis bahasa (isyarat dan lisan) menunjukkan perbedaan yang jelas dengan karakteristiknya, namun anak-anak akan mengalami proses pemerolehan bahasa dengan mekanisme yang sama. Baik bahasa isyarat maupun bahasa lisan sebagai bahasa pertama mereka, keduanya melalui mekanisme yang mirip dalam pembelajaran bahasa.