Mohon tunggu...
khoerun nisa
khoerun nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

aku seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di kota ku, memiliki hobi menggambar dan menyukai dunia seni.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problematika Dakwah dalam Meningkatkan Ibadah Sholat Dhuhur Berjamaah pada Siswa SMKN 1 Purwokerto

19 Mei 2024   17:27 Diperbarui: 19 Mei 2024   17:51 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses menginternalisasi, mengubah, menyebarkan dan menyebarkan ajaran Islam ke dalam masyarakat luas dikenal sebagai dakwah. Selain itu, dakwah berarti panggilan dari Allah SWT dan Rasulullah SAW kepada manusia untuk menganut ajaran Islam dan mengimplementasikannya dalam semua aspek kehidupan. Secara umum, tujuan dakwah adalah untuk mendorong orang untuk kembali ke syariat atau hukum agama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka sesuai dengan aturan agama (Saputra, 2011). 

Banyak kegiatan dakwah yang dilakukan di berbagai tempat dan berbagai kondisi, termasuk dakwah yang dilakukan di tempat pendidikan seperti sekolah dengan tujuan agar lebih mendekatkan siswa dengan Allat SWT. Bagi seorang muslim mengajak pada kebaikan menjadi suatu kewajiban, maka dari itu dalam pendidikan formal seperti sekolah juga memerlukan ajaran dakwah agar senantiasa taat dalam beragama dalam kehidupan sehari-harinya.

Pelaksanaan dakwah dalam dunia pendidikan tidaklah mudah karena di setiap situasi dan tempat yang berbeda maka memiliki tantangan yang berbeda. Tanpa disadari sudah banyak lembaga pendidikan yang menerapkan sistem dakwah dalam sekolah dengan tujuan mendekatkan siswa-siswi nya pada agam islam agar menjadi insan yang mulia. 

Salah satunya adalah pendidikan menangah yang sudah seharusnya diimbangi dengan ajaran agama untuk bekal kehidupannya kelak di masa depan. Seperti halnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri satu Purwokerto yang merupakan salah satu sekolah menengah berbasis kejuruan yang ada di kota Purwokerto Jawa Tengah. 

Dalam eksistensinya sekolah ini sebagian besar memiliki siswa yang mayoritas beragama islam. Dengan itu pihak sekolah senantiasa berusaha untuk meningkatkan siswa untuk menerapkan kebiasaan solat berjamaah pada saat sholat dhuhur, yang biasanya dilaksanakan bersamaan dengan jam istirahat ke-dua. Apalagi dengan adanya masjid yang memang sengaja di bangun dengan letak masjid yang strategis agar dapat menampung seluruh siswa untuk sholat berjamaah. 

Terlepas dari itu hukum sholat berjamaah sendiri adalah sunnah muakad atau sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh setiap muslim jadi setiap siswa yang beragama Islam memang dianjurkan untuk ikut sholat berjamaah jika tidak ada kepentingan yang mendesak. Namun hal itu tentu tidak sepenuhnya dapat berjalan mulus karena selain fasilitas yang memadai kemauan dan kesadaran pada diri siswa juga penting untuk menumbuhkan rasa semangat dalam menjalankan ibadah sholat berjamaah. Selain faktor pada diri siswa adanya aturan pembolehan mambawa hp juga mengakibatkan sulitnya penerapan sholat dhuhur berjamaah tersebut. Serta pergaulan siswa sekolah yang pada saat ini terlalu luas dan bebas akan mempengaruhi diri seseorang agar mengingat untuk beribadah.

Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, sekolah menengah mempunyai kebutuhan tersendiri bagi siswanya untuk mengeksplor pelajaran lewat gadget, hal itu juga diterapkan karena peran gadget bagi siswa agar memudahkan proses belajar mengajar. Namun sisi lain dari penggunaan gadget tersebut adalah kurang tepatnya siswa dalam menggunakan gadget di waktu-waktu tertentu. 

Meskipun itu guru tetap harus memantau penggunaan gadget pada siswa khususnya pada saat waktu sholat, kebanyakan para siswa ketika istirahat lebih mementingkan untuk bermain gadget karena mereka menganggap bahwa waktu istirahat itu satu-satunya waktu yang bisa mereka gunakan untuk bermain gadet dengan bebas tanpa aturan dari guru. 

Waktu sholat dan istirahat kedua yang terbatas yaitu satu jam menyebabkan para siswa lebih memilih untuk bermain gadget dibandingkan ikut sholat berjamaah, karena banyak juga siswa yang beranggapan kalau bisa sholat munfarid kenapa harus sholat berjamaah asalkan masih tetap sholat. 

Sebenarnya hal itu tidak salah karena memang tidak adanya kewajiban untuk sholat berjamaah tapi dengan adanya fasilitas berupa masjid yang cukup untuk menampung siswa maka ada baiknya kegiatan sholat berjamaah tersebut dilakukan dan diutamakan bagi siswa yang beragama Islam. 

 Kurangnya pantauan guru disini juga menyebabkan siswa terlalu menyepelekan sholat berjamaah sehingga para siswa tetap saja berfikir santai bahwa sholat dhuhur berjamaah di sekolah bukan merupakan kewajiban. Padahal sebenarnya program penerapan sholat dhuhur berjamaah ini juga mempunyai tujuan agar siswa senantiasa meluangkan waktunya untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun