Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengembangan BUSALI Berbasis Cerpen untuk Penguatan Karakter Multikultural Siswa

12 Januari 2025   03:08 Diperbarui: 12 Januari 2025   03:08 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberagaman budaya di Kabupaten Pati mencerminkan pluralitas Indonesia, yang membutuhkan pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai multikultural pada siswa sejak dini. Literasi berperan sebagai medium penting dalam mendukung pemahaman keberagaman dan membentuk karakter siswa (UNESCO, 2006).

Dalam konteks pendidikan dasar, cerita pendek yang mengangkat isu keberagaman budaya dapat menjadi media pembelajaran efektif. Penelitian ini mengembangkan buku saku literasi berbasis cerpen sebagai alternatif bahan ajar yang relevan, praktis, dan mampu mengintegrasikan nilai-nilai multikultural.

Dasar Teori

  1. Literasi dan Pendidikan Karakter Multikultural
    Literasi mencakup pemahaman, analisis, dan interpretasi informasi (UNESCO, 2006). Literasi berbasis multikultural bertujuan membentuk sikap toleransi, empati, dan penghargaan terhadap keberagaman (Banks, 2009).
  2. Cerpen sebagai Media Literasi Multikultural
    Cerpen adalah media pembelajaran menarik yang memungkinkan integrasi pesan moral dalam konteks budaya (Nurgiyantoro, 2010). Cerpen berbasis multikultural dapat membantu siswa memahami dan menghargai perbedaan budaya (Tilaar, 2004).
  3. Pengembangan Bahan Ajar dengan Model ADDIE
    Model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) memastikan proses pengembangan bahan ajar relevan, sistematis, dan efektif (Branch, 2009).

Metode Penelitian

Metode penelitian menggunakan pendekatan R&D dengan model ADDIE:

  1. Analisis: Identifikasi kebutuhan siswa melalui wawancara dan observasi.
  2. Perancangan: Penyusunan kerangka buku saku berbasis cerpen multikultural.
  3. Pengembangan: Penulisan dan ilustrasi cerpen, serta validasi oleh ahli literasi dan budaya.
  4. Implementasi: Uji coba di SD Negeri Koripandriyo, SD Negeri Kuryokalangan 01, dan SD Negeri Kuryokalangan 02, melibatkan 120 siswa.
  5. Evaluasi: Analisis efektivitas berdasarkan hasil belajar siswa dan umpan balik guru.

Hasil dan Pembahasan

  1. Desain Buku Saku
    Buku saku terdiri dari lima cerpen yang mengangkat isu toleransi agama, kerja sama lintas budaya, dan penghargaan tradisi lokal. Setiap cerita dilengkapi aktivitas reflektif untuk mendukung pembelajaran literasi.
  2. Implementasi dan Respon Pengguna
    Uji coba menunjukkan bahwa 90% guru menyatakan buku ini relevan dengan pembelajaran multikultural, sementara 87% siswa menyatakan cerita menarik dan mudah dipahami.
  3. Efektivitas Buku Saku
    Analisis data menunjukkan peningkatan rata-rata skor tes literasi siswa sebesar 25% setelah satu bulan penggunaan. Observasi mencatat perubahan sikap siswa dalam toleransi dan kerja sama di kelas.
  4. Perbandingan Internasional
    Penelitian ini sejalan dengan temuan serupa di Afrika Selatan yang menunjukkan bahwa bahan ajar berbasis literasi multikultural efektif meningkatkan pemahaman siswa terhadap keberagaman (Mnguni, 2018).

Kesimpulan

Buku saku literasi berbasis cerpen terbukti efektif meningkatkan literasi siswa serta menanamkan karakter multikultural. Penelitian ini merekomendasikan adaptasi bahan ajar ini ke daerah lain dengan keberagaman budaya berbeda untuk memperluas penerapannya.

Daftar Pustaka

  1. Banks, J. A. (2009). Multicultural Education: Issues and Perspectives. Wiley.
  2. Branch, R. M. (2009). Instructional Design: The ADDIE Approach. Springer.
  3. Clay, M. M. (1991). Becoming Literate: The Construction of Inner Control. Heinemann.
  4. Heinich, R., Molenda, M., & Russell, J. D. (2002). Instructional Media and Technologies for Learning. Merrill Prentice Hall.
  5. Mnguni, L. (2018). Multicultural Education in South Africa: Challenges and Perspectives. Journal of Education for Development, 12(3), 45-62.
  6. Nurgiyantoro, B. (2010). Teori Pengkajian Fiksi. Gadjah Mada University Press.
  7. Tilaar, H. A. R. (2004). Multikulturalisme dalam Pendidikan. Grasindo.
  8. UNESCO. (2006). Education for All: Literacy for Life. UNESCO Publishing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun