Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Harta Dunia

28 Desember 2024   05:22 Diperbarui: 28 Desember 2024   03:26 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Filsuf Jean-Paul Sartre dalam eksistensialisme menekankan bahwa manusia harus menciptakan makna hidupnya sendiri melalui tindakan dan tanggung jawab. Mengejar harta tanpa kesadaran eksistensial hanya akan membuat seseorang kehilangan esensi kemanusiaannya.

Perspektif Teori Psikologi

Dalam psikologi, teori self-determination oleh Deci dan Ryan menyebutkan bahwa kebutuhan manusia yang esensial meliputi otonomi, kompetensi, dan keterhubungan, bukan akumulasi materi. Studi juga menunjukkan bahwa mengejar kekayaan tanpa makna yang mendalam sering berujung pada ketidakpuasan hidup dan stres.

Konsep hedonic treadmill dalam psikologi positif mengungkapkan bahwa kebahagiaan yang didasarkan pada harta duniawi bersifat sementara. Sebaliknya, kebahagiaan yang bertahan lama muncul dari pencapaian tujuan yang bermakna, hubungan sosial yang sehat, dan kontribusi kepada orang lain.

Penutup

Nasihat ini mengingatkan kita untuk tidak terjebak dalam ambisi duniawi yang kosong. Kehidupan yang bermakna tidak diukur dari banyaknya harta, tetapi dari sejauh mana kita bisa memberikan manfaat kepada orang lain dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Hidup adalah tentang bagaimana kita memanfaatkan waktu yang singkat ini untuk menjadi manusia yang bijaksana, berkontribusi, dan penuh syukur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun