Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR Penerbit dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Dialog tentang Pilkada Kembali ke DPR, Perspektif Ponco dan Silo

15 Desember 2024   03:04 Diperbarui: 15 Desember 2024   03:04 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Silo: "Setuju atau tidak, kita perlu menilai dari sisi manfaat dan risikonya. Saya pikir, yang terpenting adalah menciptakan sistem yang efisien dan tetap menjaga akuntabilitas. Kalau Pilkada kembali ke DPRD, harus ada reformasi besar-besaran di bidang hukum dan pendidikan politik. Misalnya, memperkuat pengawasan independen, memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, dan membatasi biaya kampanye."

Ponco: "Berarti Mas Silo melihat ini sebagai peluang untuk efisiensi anggaran?"

Silo: "Tepat sekali. Presiden Prabowo mengatakan bahwa disiplin fiskal adalah prioritas. Dengan mengurangi biaya Pilkada, dana sebesar Rp 41 triliun bisa digunakan untuk pembangunan. Misalnya, tiap provinsi bisa mendapat tambahan Rp 1,08 triliun untuk membangun sekolah, rumah sakit, atau infrastruktur dasar. Selain itu, lembaga seperti KPU dan Bawaslu bisa dibuat bersifat ad hoc untuk menekan biaya operasional."

Ponco: "Tapi bukankah ini juga akan mengurangi partisipasi rakyat dalam demokrasi?"

Silo: "Benar, itu risiko besar yang harus dikelola. Jika sistem ini diterapkan, maka partisipasi masyarakat harus tetap diakomodasi melalui mekanisme pengawasan transparan dan pemberdayaan politik lokal. Kita juga bisa mengadopsi model campuran, di mana Pilkada untuk jabatan tertentu tetap langsung, sementara lainnya melalui DPRD. Dengan begitu, kita bisa mencari keseimbangan antara efisiensi dan partisipasi."

Ponco: "Wah, saya jadi banyak belajar, Mas Silo. Jadi, wacana ini bukan semata-mata langkah mundur, ya?"

Silo: "Tidak selalu. Demokrasi itu dinamis. Kita terus mencari bentuk yang paling sesuai dengan kondisi bangsa. Tantangannya adalah memastikan transisi ini tidak disalahgunakan dan tetap melibatkan rakyat secara substansial, bukan sekadar formalitas."

Ponco: "Kalau begitu, saya setuju. Tapi tetap harus ada pengawasan ketat, ya, Mas?"

Silo: "Betul, Ponco. Pengawasan adalah kunci. Karena demokrasi itu bukan hanya soal memilih, tapi memastikan yang terpilih bekerja untuk rakyat."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun