Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keajaiban di Balik Pengadilan Abadi

8 Desember 2024   16:11 Diperbarui: 8 Desember 2024   16:18 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Keajaiban di Balik Pengadilan Abadi. dokpri

Raka melihat antrean manusia yang begitu panjang. Setiap orang mendekati timbangan amal, tempat amal baik dan buruk ditimbang dengan adil. Tidak ada yang bisa berbohong, tidak ada yang bisa bersembunyi.

Ketika tiba gilirannya, tubuh Raka gemetar. Kitab amalnya dibuka, memperlihatkan seluruh kehidupannya: kebaikan kecil yang pernah ia lakukan, dosa besar yang ia pikir telah terlupakan, hingga niat yang tak pernah ia wujudkan.

"Raka," suara yang tak terdefinisi menggema, tetapi lembut, penuh wibawa. "Kamu telah banyak berbuat baik, tetapi ada dosa-dosa yang belum kamu taubatkan."

Raka menangis tersedu-sedu. "Ya Allah, aku tak layak mendapat ampunan-Mu. Tetapi aku memohon, berikan aku satu kesempatan untuk menyelamatkan diriku."

Ketika timbangan hampir menunjukkan berat dosa lebih banyak, sebuah kejadian menakjubkan terjadi. Amal kecil yang pernah Raka lupakan---membantu seorang anak kecil menyeberang jalan---menambah berat timbangan kebaikannya. Amal itu tampak kecil di dunia, tetapi di mata Allah, itu adalah tanda cinta kepada sesama makhluk-Nya.

Timbangan bergeser, dan dengan kuasa-Nya, Raka diberi izin memasuki surga. Ia melangkah dengan tubuh bergetar, merasa tak percaya. Namun, sebelum ia masuk, ia mendengar jeritan-jeritan orang-orang yang terjatuh ke neraka.

"Ya Allah," ucapnya dengan air mata mengalir, "aku berjanji untuk menjadi hamba yang lebih baik, jika Engkau memberiku kehidupan ini lagi."

Ketika Raka memasuki surga, ia disambut oleh keindahan yang tak terbayangkan. Sungai-sungai jernih mengalir, pepohonan memberikan buah tanpa henti, dan setiap orang yang ia temui tersenyum penuh kedamaian.

Namun, yang paling berharga bagi Raka adalah kepastian bahwa ia telah selamat. Di surga, ia tak hanya merasa bahagia, tetapi juga penuh syukur atas kesempatan yang Allah berikan kepadanya.

Hari itu, Raka menyadari satu hal yang tak pernah ia pahami sebelumnya: iman kepada hari akhir bukan hanya tentang takut akan hukuman, tetapi tentang harapan untuk rahmat Allah yang tak terbatas.

Dan di sana, dalam kehidupan kekal, ia menemukan kedamaian yang selama ini ia cari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun