Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Analisis Dampak Psikologis Guru Akibat Janji Penambahan Gaji Rp2 Juta, Sebuah Refleksi

7 Desember 2024   17:08 Diperbarui: 7 Desember 2024   17:32 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penurunan Kinerja Guru:
Guru yang kecewa dan kehilangan semangat bisa mengalami penurunan dalam melaksanakan tugasnya. Mengajar bukan sekadar menyampaikan materi, tetapi juga membangun hubungan positif dengan murid. Ketika emosi terganggu, hubungan ini bisa ikut terdampak.

Contoh Simulasi:
Di lingkungan sekolah, bisa saja terjadi komunikasi yang kurang efektif antara guru dan siswa. Hal ini mempengaruhi kualitas pendidikan dan suasana belajar mengajar.

Data dan Penelitian yang Diperlukan

Meskipun analisis ini sudah berbasis teori psikologi dan manajemen yang valid, masih dibutuhkan data empiris untuk menguatkan argumen ini. Penelitian lebih lanjut seperti:

  1. Survei Motivasi Guru:
    Mengukur sejauh mana janji ini berdampak pada motivasi mereka.
  2. Studi Kualitatif dan Wawancara:
    Menggali pengalaman dan perasaan guru yang terdampak.
  3. Data Kinerja dan Produktivitas:
    Memantau perubahan dalam performa guru setelah janji ini dipenuhi atau tidak direalisasikan.

Hal ini penting untuk memahami lebih mendalam tentang hubungan antara janji politik, motivasi, dan dampak psikologis.

Rekomendasi: Menuju Pemulihan dan Dukungan Psikologis

  1. Penyediaan Dukungan Psikologis:
    Jika dampaknya sudah dirasakan, pemerintah perlu membentuk program dukungan mental bagi guru, seperti sesi konseling dan program kesehatan mental.
  2. Komunikasi yang Jujur dan Transparan:
    Janji politik harus didasarkan pada komunikasi yang jelas dan realistis untuk membangun kepercayaan.
  3. Kebijakan yang Berkelanjutan:
    Kenaikan gaji atau dukungan kesejahteraan untuk guru harus dirancang dengan program berkelanjutan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh semua pihak tanpa mengecewakan mereka.

Kesimpulan

Janji kenaikan gaji Rp2 juta yang pernah diungkapkan kepada para guru adalah simbol harapan, tetapi ketika berakhir tanpa realisasi, ia bisa berubah menjadi kekecewaan yang mendalam. Ini bukan hanya masalah angka atau gaji, tetapi tentang kepercayaan, motivasi, dan kesejahteraan psikologis para pendidik.

Dampak ini menunjukkan pentingnya komunikasi, kejujuran, dan kebijakan yang berorientasi pada kesejahteraan jangka panjang bagi guru. Sebagai tulang punggung pendidikan, para guru seharusnya mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah dan pemangku kebijakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun