Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Metode Pembelajaran Nabi Muhammad SAW dalam Perspektif Modern

4 Desember 2024   05:58 Diperbarui: 4 Desember 2024   07:17 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pembelajaran dalam arti luas. dokpri

 

OLEH: Khoeri Abdul Muid

"Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia." (HR. Ahmad)

Nabi Muhammad SAW bukan hanya seorang Rasul, tetapi juga seorang pendidik agung. Beliau mengajarkan tidak hanya ilmu pengetahuan tetapi juga nilai-nilai kehidupan yang melekat sepanjang zaman.

Metode pengajaran Nabi terbukti efektif membentuk generasi sahabat yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga luhur dalam akhlak.

Bagaimana relevansi metode ini jika dibandingkan dengan pendekatan pendidikan modern? .

Metode pengajaran Nabi Muhammad SAW memiliki relevansi yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan metode pendidikan modern. Berikut adalah beberapa perbandingan:

1. Dialog dan Tanya Jawab

  • Metode Nabi: Nabi sering menggunakan tanya jawab untuk melibatkan audiens dalam diskusi. Contohnya, saat bertanya, "Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?"
  • Metode Kekinian: Metode ini mirip dengan Socratic Method yang digunakan dalam pendidikan modern, di mana guru mengajukan pertanyaan untuk merangsang pemikiran kritis dan diskusi.

Kesamaan: Keduanya berfokus pada mengaktifkan keterlibatan peserta didik dan membangun pemahaman melalui dialog.
Relevansi: Membantu siswa berpikir kritis dan menemukan jawaban sendiri.

2. Memberikan Contoh Nyata (Uswatun Hasanah)

  • Metode Nabi: Nabi adalah teladan dalam tindakan sehari-hari, seperti menunjukkan kejujuran, disiplin, dan kasih sayang.
  • Metode Kekinian: Ini mirip dengan Modeling (Pembelajaran dengan Teladan), di mana guru atau pemimpin menjadi role model bagi siswa.

Kesamaan: Mengajarkan nilai melalui praktik nyata, bukan hanya teori.
Relevansi: Sangat penting dalam membangun karakter siswa melalui perilaku positif guru.

3. Cerita dan Kisah Inspiratif

  • Metode Nabi: Nabi menggunakan kisah para nabi sebelumnya atau kisah perumpamaan untuk menjelaskan pelajaran moral.
  • Metode Kekinian: Pendekatan ini setara dengan Storytelling, yang digunakan untuk menyampaikan konsep abstrak melalui cerita yang menarik.

Kesamaan: Kisah memudahkan siswa memahami pelajaran dengan lebih baik melalui konteks emosional.
Relevansi: Membuat pelajaran lebih bermakna dan mudah diingat.

4. Pujian dan Motivasi

  • Metode Nabi: Nabi selalu memberikan pujian yang tulus untuk mendorong semangat, seperti memuji Mu'adz bin Jabal.
  • Metode Kekinian: Mirip dengan Positive Reinforcement, di mana siswa diberi penghargaan atau pujian atas pencapaian mereka.

Kesamaan: Meningkatkan motivasi dan membangun rasa percaya diri siswa.
Relevansi: Sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif.

5. Penggunaan Perumpamaan (Tasybih)

  • Metode Nabi: Nabi sering menggunakan analogi, seperti perumpamaan jalan lurus dan jalan menyimpang.
  • Metode Kekinian: Sejalan dengan Metode Kontekstual yang mengaitkan pelajaran dengan pengalaman sehari-hari siswa.

Kesamaan: Membantu siswa memahami konsep abstrak melalui visualisasi atau analogi.
Relevansi: Memudahkan siswa memahami materi yang kompleks.

6. Kontekstual dan Bertahap

  • Metode Nabi: Nabi mengajarkan Islam secara bertahap, seperti pelarangan khamar yang dilakukan bertahap.
  • Metode Kekinian: Sama dengan Scaffolding, di mana pengajaran diberikan sedikit demi sedikit sesuai tingkat kemampuan siswa.

Kesamaan: Menghormati tingkat pemahaman siswa dan memberikan materi secara progresif.
Relevansi: Membantu siswa mencapai pemahaman lebih mendalam tanpa merasa kewalahan.

7. Empati dan Penyampaian Lembut

  • Metode Nabi: Nabi selalu mengajar dengan empati, seperti ketika seorang Badui kencing di masjid.
  • Metode Kekinian: Mirip dengan Social and Emotional Learning (SEL), yang menekankan empati, pengelolaan emosi, dan hubungan sosial.

Kesamaan: Pendekatan yang berpusat pada siswa, memperhatikan kebutuhan emosional mereka.
Relevansi: Membantu siswa merasa diterima dan didukung dalam proses belajar.

8. Visualisasi dan Praktik Langsung

  • Metode Nabi: Nabi menggambar garis-garis di pasir untuk menjelaskan konsep.
  • Metode Kekinian: Sama dengan Active Learning, seperti penggunaan alat peraga, simulasi, atau teknologi interaktif.

Kesamaan: Membantu siswa belajar melalui pengalaman langsung dan visualisasi.
Relevansi: Efektif untuk pembelajaran kinestetik dan visual.

9. Doa dan Penguatan Spiritual

  • Metode Nabi: Nabi selalu mengaitkan pembelajaran dengan doa dan keyakinan kepada Allah.
  • Metode Kekinian: Dalam pendidikan berbasis nilai, ini mirip dengan Character Education, di mana aspek spiritualitas dan moralitas diperkuat.

Kesamaan: Membangun fondasi moral dan spiritual siswa.
Relevansi: Membantu siswa memahami hubungan antara ilmu dan nilai kehidupan.

Kesimpulan

Metode pengajaran Nabi sangat relevan dengan metode pendidikan modern. Perbedaannya hanya pada bentuk penyampaian: Nabi menggunakan pendekatan sederhana namun mendalam, sedangkan metode kekinian sering didukung teknologi dan teori pendidikan. 

Kuncinya adalah mengintegrasikan nilai-nilai keislaman yang diajarkan Nabi ke dalam pendidikan modern, sehingga menciptakan pembelajaran yang holistik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun