Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hembusam Terakhir

29 November 2024   11:29 Diperbarui: 29 November 2024   11:29 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku tidak menjawab. Yang kutahu, detak jantungku seperti palu menghantam dada.

Kini, aku berdiri di depan reruntuhan. Bau kayu terbakar bercampur anyir darah. Teriakan masih terdengar, tapi tidak ada yang lebih menusuk dibanding suara lirih seorang anak kecil.

"Pak, aku kedinginan..."

Aku memutar kepala. Di balik reruntuhan, seorang anak kecil menatapku dengan mata penuh harap.

Tanpa berpikir, aku berlari. Tanganku menggali puing-puing dengan panik.

"Bertahanlah! Aku akan menyelamatkanmu!" seruku, meski napasku tersengal-sengal.

Tapi tubuh kecil itu semakin lemah. Napasnya makin pelan.

"Pak... kenapa Bapak baru datang sekarang?"

Sebelum api melahap segalanya, aku berdiri di pasar, membeli rokok. Aku mendengar suara-suara keributan dari arah rumah Bu Lastri. Tapi aku memilih berpaling.

"Bukan urusanku," pikirku lagi.

Tapi kini, di depan tubuh tak bernyawa itu, semua pembelaanku runtuh. Napas anak kecil itu berhenti bukan karena api, tapi karena kelalaianku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun