"Ini masih tahap pemanasan, Mbak Kiara. Kalau mau yang lebih ekstrem, tunggu sampai kita nyebur sungai," jawab Ardan santai, matanya tetap fokus ke jalan.
Di belakang, Lea mencoba memecah suasana dengan guyonan. "Kiara, demi apa kamu ikut ini? Serius, deh. Apa ini demi Zafran dan Hana, atau ada yang lain?"
Wajah Kiara memerah. "Demi tamu, lah!" ujarnya defensif.
Namun, saat kendaraan memasuki jalur air, semuanya berubah. Air menyembur ke segala arah, membasahi kaca dan sedikit masuk ke dalam mobil. Zafran tertawa lepas, sementara Hana sibuk memotret dengan ponselnya.
Ketegangan muncul ketika giliran sesi foto di tengah air. Salah satu ban defender tiba-tiba terperosok ke lubang dalam, membuat mobil sedikit miring.
"Astaga! Apa ini aman?!" seru Kiara, panik.
Ardan turun dengan cepat, mengatur tali derek sambil tersenyum. "Santai saja, Mbak. Ini bukan kali pertama. Kita tarik sebentar, langsung beres."
Zafran, yang biasanya tenang, tampak mulai khawatir. "Kalau ban pecah, macam mana ini? Kami jauh dari tempat tinggal!"
Melihat tamu mulai cemas, Kiara seketika mengambil alih suasana. "Sudah, jangan khawatir. Kita semua pasti selamat. Mas Ardan, cepat selesaikan ini!"
Semua mata tertuju pada Kiara, yang biasanya cemas malah terlihat tegas. Dalam beberapa menit, mobil berhasil ditarik, dan perjalanan berlanjut.
Ketika akhirnya mereka tiba di destinasi terakhir, sebuah spot air terjun kecil, suasana berubah hangat. Kiara, yang tadinya enggan ikut, tampak menikmati pemandangan.