"Lia, tolong cubit aku. Aku mimpi nggak sih?"
"Tenang, Nad. Kalau mau nyapa, jangan heboh, malu-maluin."
Tapi sebelum Nadya memberanikan diri mendekat, hal lain terjadi. Dari arah warung es krim nitrogen, terdengar teriakan kecil. Seorang anak kecil yang sedang memakan es krim itu tak sengaja menjatuhkannya. Asap putih mengepul ke udara, menarik perhatian semua orang. Nadya yang panik langsung refleks mendekati anak itu.
"Nggak apa-apa, Dik. Es-nya jatuh, ya? Sini Kakak belikan yang baru," ujarnya lembut. Anak kecil itu tersenyum malu-malu, lalu mengangguk.
Tak disangka, kejadian itu diamati oleh Hanif. Ia menghampiri Nadya dengan sebuah senyum hangat di balik masker. "Keren banget, Mbak. Masih sempat peduli sama orang lain di tengah kesibukan. Boleh tahu siapa namanya?" tanyanya sambil mengeluarkan ponselnya.
Nadya nyaris terjatuh mendengar pertanyaan itu. "Eh... saya Nadya, Mas. Eh, Hanif, kan?" jawabnya gugup.
"Iya, benar. Kalau Mbak nggak keberatan, saya mau wawancara sedikit untuk konten. Saya juga penasaran sama rekomendasi makanan favorit Mbak di sini," katanya.
Detik itu juga, Lia menjerit kecil menahan histeria. Nadya tersenyum gugup tapi girang. Ia tak menyangka makan sore biasa di Taman Kuliner UNY bisa berubah menjadi pengalaman tak terlupakan.
Malam itu, video Hanif tentang Taman Kuliner UNY viral. Dan di dalamnya, ada cuplikan Nadya yang sedang berbagi kisah tentang pepes tahu, es cincau, dan cerita kecil tentang kebaikan.
Taman Kuliner UNY memang bukan cuma soal makan. Di sini, cerita ajaib bisa terjadi kapan saja. Yuk mampir!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H