Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mas Eko dan "Glory" yang Hilang

26 November 2024   20:44 Diperbarui: 26 November 2024   20:46 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mas Eko dan "Glory" yang Hilang. dokpri

"Mas Eko... saya baru saja mendapat informasi yang sangat penting. Terkait dengan... proyek besar yang kita jalankan," Maya mulai ragu, namun cepat menguasai diri. "Ternyata, ada yang sedang bermain di belakang kita."

Semua mata kini tertuju pada Maya. Mas Eko, yang biasanya tenang, sepertinya merasakan angin buruk. "Apa maksudmu?" tanyanya, suaranya tiba-tiba bergetar. Sesuatu yang buruk akan datang, dan dia tahu itu.

Maya menarik napas, lalu berkata dengan suara serak, "Ada orang dalam yang mengubah arah seluruh proyek kita. Mereka bekerja untuk kepentingan pribadi, bukan untuk kebaikan bersama. Mereka menggunakan 'glory' sebagai kedok, tapi tujuan sebenarnya adalah menguasai segalanya."

Ruangan itu mendadak sunyi. Ardi menatap Maya dengan cemas, sementara Mas Eko hanya duduk diam, wajahnya semakin muram.

"Apa yang kita perjuangkan selama ini ternyata hanya ilusi?" tanya Mas Eko dengan suara yang hampir tak terdengar.

Maya menunduk. "Saya rasa... ini lebih besar daripada yang kita bayangkan."

Di antara bisu yang menggantung, Mas Eko berdiri. "Jadi, semua yang aku bangun selama ini, semua yang aku pegang teguh, ternyata... ternyata hanya untuk menjadi alat bagi mereka?" Suaranya semakin keras, penuh kekecewaan.

Suasana semakin mencekam. Ardi membuka mulut untuk berkata sesuatu, namun tak bisa melanjutkan kalimatnya. Wajahnya pucat. Hatinya mulai dipenuhi rasa bersalah yang tak terungkapkan.

"Sekarang aku tahu," Mas Eko melanjutkan, suaranya memecah kesunyian. "Semua yang aku lakukan selama ini... semua itu hanya untuk mereka. Mereka yang hanya ingin memanfaatkan nama besar, memanfaatkan 'glory' yang ternyata kosong."

Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki berat. Ruangan itu menjadi lebih gelap, seolah ada yang mengintip dari balik bayangan. Mas Eko melangkah mundur, menatap pintu yang tertutup rapat.

Dan saat itulah, sebuah tawa teredam terdengar dari balik pintu itu, begitu asing dan menakutkan. Mas Eko menoleh ke arah pintu, namun ketika ia membuka pintu itu, tidak ada siapa pun di sana. Hanya ruangan kosong yang menunggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun