Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tepa Selira

23 November 2024   14:53 Diperbarui: 23 November 2024   15:21 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. istockphoto.com

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Pagi itu, di Desa Sukamaju, suasana pasar seperti biasa ramai oleh pedagang dan pembeli. Namun, sebuah keributan tiba-tiba menarik perhatian banyak orang. Di tengah pasar, Pak Burhan, seorang peternak ayam yang dikenal galak, sedang memarahi seorang pemuda bernama Bima.

"Berani-beraninya kamu mencuri ayamku!" suara Pak Burhan menggelegar, menarik perhatian banyak orang.

"Aku nggak mencuri, Pak!" jawab Bima, suaranya gemetar. "Aku hanya lewat di depan kandang, lalu ayam itu tiba-tiba keluar. Aku bahkan menangkapnya kembali untuk mengembalikannya ke kandang."

Pak Burhan tidak peduli. "Kamu pencuri! Kalau nggak, kenapa ayamku bisa keluar?!"

Kerumunan semakin ramai, saling berbisik. Sebagian memihak Pak Burhan karena reputasinya, sementara yang lain merasa kasihan pada Bima, seorang pemuda miskin yang selama ini dikenal jujur.

"Bukti apa yang Bapak punya? Kalau memang aku mencuri, tunjukkan!" Bima mencoba membela diri, meski matanya sudah berkaca-kaca.

Pak Burhan mendengus. "Aku nggak perlu bukti! Aku tahu orang sepertimu hanya pura-pura baik!"

Di tempat lain, di balik kebun jagung yang lebat, seorang wanita tua mengamati kejadian itu dengan raut wajah prihatin. Mbah Surti, begitu orang memanggilnya, adalah seorang nenek bijak yang dihormati di desa itu. Ia berjalan mendekat dengan tongkat kayunya, menembus kerumunan yang mulai memanas.

"Burhan," panggilnya lembut, namun tegas. "Ada apa ini?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun