Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

Kepala Sekolah SDN Kuryokalangan 02, Gabus Pati, Jateng. Direktur sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. Redaktur penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepenggal Asa di Tengah Rimba

21 November 2024   21:19 Diperbarui: 21 November 2024   21:31 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satrio berdiri di tengah kehancuran, wajahnya lesu. “Saya tidak menyangka ini akan terjadi,” gumamnya.

Pak Riyono, dengan tubuh lelah dan tangan hitam karena abu, berjalan mendekatinya. “Kau tahu, Nak, satu batang korek api kecil bisa menghancurkan jutaan batang pohon. Kekuatan bukan soal besar atau kecil, tapi bagaimana kita menggunakannya.”

Satrio tertunduk. Kata-kata itu menancap dalam di benaknya. Untuk pertama kalinya, ia merasa kecil di hadapan alam.

Hari-hari berlalu. Satrio berubah. Ia berhenti menebang pohon sembarangan dan mulai belajar dari Pak Riyono. Bersama warga, mereka menanam bibit baru di area yang terbakar. Yani, yang dulu tidak mengerti, kini membantu dengan penuh semangat.

“Yani,” kata Pak Riyono suatu hari, “Lihatlah hutan ini. Meski terbakar, ia akan tumbuh kembali. Hutan mengajarkan kita untuk tidak menyerah, meskipun dunia terasa hancur.”

Yani tersenyum, menatap tunas kecil yang mulai muncul di antara abu. “Hutan ini seperti Kakek, ya. Kuat meski sederhana.”

Pak Riyono tertawa kecil, mengusap kepala cucunya. “Bukan Kakek yang kuat, Yani. Tapi alam ini. Kita hanya penjaganya.”

Di tengah rimba yang sedang memulihkan diri, tumbuh harapan baru. Pohon-pohon kecil yang ditanam bukan hanya membawa kehidupan bagi hutan, tetapi juga menghidupkan kembali hati manusia yang pernah terjebak dalam kesombongan. Dan di sana, di antara akar-akar muda, tersimpan pelajaran abadi: bahwa kerendahan hati adalah kekuatan sejati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun