Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Musyawarah Dulu, Dong, Kenapa?

20 November 2024   17:16 Diperbarui: 20 November 2024   17:29 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Tantangan dalam Implementasi Musyawarah

  • Waktu dan Sumber Daya: Proses musyawarah bisa memakan waktu yang lama, terutama jika melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda. Terkadang, ini bisa menghambat proses pengambilan keputusan yang lebih cepat, terutama dalam situasi krisis atau mendesak.
  • Ketidakseimbangan Kekuasaan: Dalam beberapa kasus, meskipun musyawarah digunakan, kekuasaan masih terkonsentrasi pada kelompok atau individu tertentu, yang dapat mempengaruhi hasil keputusan. Dominasi oleh kelompok kuat bisa mengurangi keseimbangan dalam proses musyawarah.
  • Konflik Kepentingan: Proses musyawarah terkadang menemui hambatan ketika pihak-pihak yang terlibat memiliki kepentingan yang bertentangan. Dalam situasi ini, mencapai mufakat bisa menjadi tantangan, dan konsensus yang dihasilkan mungkin tidak sepenuhnya memuaskan semua pihak.

IV. Kesimpulan

Pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mufakat adalah mekanisme yang dapat menghasilkan keputusan yang lebih adil, bijaksana, dan dapat diterima oleh berbagai pihak. Meskipun demikian, tantangan seperti waktu yang dibutuhkan, ketidakseimbangan kekuasaan, dan konflik kepentingan harus diatasi untuk memastikan bahwa musyawarah dapat berjalan secara efektif. Dalam konteks Indonesia, prinsip ini sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan dapat diterapkan dalam berbagai konteks sosial, politik, dan organisasi untuk memastikan keberlanjutan dan keadilan dalam pengambilan keputusan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun