4. Teori Komunitas (Ferdinand Tnnies)
Tnnies membedakan antara gemeinschaft (masyarakat tradisional) dan gesellschaft (masyarakat modern):
- Gotong royong tumbuh subur dalam gemeinschaft, di mana hubungan antarindividu lebih personal.
- Dalam gesellschaft, gotong royong harus dipromosikan melalui nilai-nilai modern seperti filantropi dan kerja sosial terorganisasi.
II. Data yang Relevan
1. Gotong Royong dalam Sejarah Indonesia
- Masa pra-kolonial: Gotong royong adalah budaya asli, terlihat dalam kegiatan seperti membangun rumah bersama atau menggarap sawah.
- Masa kolonial: Gotong royong digunakan sebagai alat perlawanan terhadap penjajah, menciptakan solidaritas nasional.
- Masa modern: Pancasila menegaskan gotong royong sebagai prinsip ke-3, yaitu "Persatuan Indonesia."
2. Survei Kebersamaan Sosial di Indonesia
Menurut survei Litbang Kompas (2022):
- 82% masyarakat Indonesia masih aktif dalam kegiatan gotong royong, terutama di pedesaan.
- Namun, di perkotaan, hanya 55% yang terlibat aktif, menunjukkan penurunan akibat individualisme dan kesibukan.
3. Implementasi Program Berbasis Gotong Royong
- Dana Desa: Pemerintah mendorong pembangunan berbasis gotong royong di pedesaan, melibatkan masyarakat dalam proyek seperti pembangunan jalan dan irigasi.
- Program Kampung Iklim (Proklim): Komunitas gotong royong berperan dalam menjaga lingkungan melalui kegiatan seperti penanaman pohon dan pengelolaan sampah.
4. Tantangan Gotong Royong di Era Modern
- Urbanisasi dan modernisasi mengurangi waktu dan minat masyarakat perkotaan untuk terlibat dalam kegiatan sosial.
- Menurut laporan World Values Survey (2021), 60% responden muda di Indonesia merasa gotong royong tidak relevan dengan kehidupan modern.
III. Pentingnya Gotong Royong dalam Kehidupan Sosial
1. Menjaga Kohesi Sosial
Gotong royong mengatasi fragmentasi sosial akibat perbedaan ras, agama, atau status sosial. Dengan bekerja bersama, masyarakat dapat memperkuat rasa persatuan.