Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Putih-Putih Melati

15 November 2024   15:04 Diperbarui: 15 November 2024   15:12 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, kehadiran pria misterius itu semakin mencurigakan. Suatu malam, dia muncul di taman dan mencoba menggali lebih jauh dari tempat yang telah digali sebelumnya. "Apa yang kau cari?" tanya Bu Lati dengan suara yang tegas. "Apa maksudmu datang ke sini? Taman ini bukan untuk orang asing."

"Saya hanya ingin mengetahui rahasia yang selama ini tersembunyi," jawab pria itu sambil tersenyum sinis. "Jika Anda tidak memberikannya kepada saya, saya akan mengambilnya dengan cara saya sendiri."

"Tidak akan ada yang kau ambil!" kata Bu Lati, matanya tajam. "Taman ini adalah warisan desa ini. Rahasianya untuk kebaikan semua orang, bukan untuk kepentingan pribadi."

"Apa yang kau lakukan dengan air itu? Air ajaib ini bisa memberiku kekuatan yang lebih besar daripada yang kau bayangkan, Bu Lati!" pria itu berkata, sambil menatapnya dengan tajam. "Kau tidak tahu apa yang sebenarnya tersembunyi di taman ini."

Tapi Bu Lati tidak gentar. "Jika kau mengganggu taman ini, aku akan melawanmu."

Dengan ketegasan itu, Bu Lati memerintahkan para penduduk desa untuk menjaga taman melati dengan lebih ketat, dan untuk berhati-hati terhadap orang yang mencurigakan.

Suatu malam, ketika pria misterius itu mencoba menggali lebih dalam, ia menemukan sebuah batu besar yang tampaknya terhubung dengan akar melati. Ketika batu itu digulingkan, sebuah cahaya terang tiba-tiba memancar dari dalam tanah, menyelimuti seluruh taman. Semua orang terdiam, takut dan takjub.

"Apakah itu?" tanya Bima, dengan suara gemetar.

Di dalam ruangan itu, mereka menemukan lebih banyak benda-benda berharga, termasuk gulungan-gulungan naskah yang mengungkapkan sejarah desa yang sangat berbeda dari yang mereka ketahui sebelumnya. Semua rahasia itu kini terbuka, membawa tidak hanya kejutan tetapi juga ancaman yang harus dihadapi oleh Bu Lati dan desa.

Taman melati yang dulu tenang kini berubah menjadi pusat kehebohan. Namun, Bu Lati, dengan senyuman bijaknya, tahu bahwa rahasia taman itu akhirnya terungkap untuk kebaikan banyak orang---meskipun itu berarti menghadapi banyak bahaya.

Dan bunga-bunga melati terus mekar, putih berseri, menjadi saksi keajaiban yang tersebar hingga ke penjuru bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun