Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Putih-Putih Melati

15 November 2024   15:04 Diperbarui: 15 November 2024   15:12 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Apa yang ada di dalamnya, Bu?" tanya Sari, penasaran.

Bu Lati membuka kotak itu dengan gemetar, dan mereka menemukan gulungan kain batik kuno dengan beberapa perhiasan emas sederhana di dalamnya dan sepucuk surat dengan tulisan tangan. Dengan tangan bergetar, Bu Lati membuka surat itu dan membaca pesan dari ibunya, yang menceritakan kisah tentang harta karun desa yang dilambangkan oleh taman melati ini.

Surat itu berbunyi:

"Kepada anakku tercinta, Lati. Melati-melati ini bukan sekadar bunga. Mereka adalah pelindung desa kita, penjaga rahasia dari masa lalu. Di dalam taman ini tersembunyi akar yang terhubung ke sumber air ajaib yang diyakini dapat menyembuhkan penyakit. Jaga taman ini dengan segenap hatimu, karena di dalamnya terletak kekuatan leluhur kita."

Bima dan Sari terperangah mendengar isi surat itu. Sumber air ajaib? Harta karun desa? Selama ini, taman melati yang indah itu ternyata menyimpan rahasia luar biasa yang tidak diketahui siapa pun kecuali keluarga Bu Lati. Mereka terdiam, merenungi arti pesan tersebut.

"Jadi, ini... taman ini lebih dari sekadar taman bunga?" tanya Bima, matanya lebar.

"Benar, Bima," jawab Bu Lati dengan suara pelan. "Dan kita harus melindunginya, apapun yang terjadi."

Keesokan harinya, kabar tentang penemuan itu cepat menyebar. Penduduk desa berkumpul di sekitar taman, ingin menyaksikan dan memahami lebih jauh tentang apa yang disembunyikan taman melati itu. Namun, ada yang berbeda. Seorang pria misterius, yang baru saja datang ke desa, mulai mengamati taman dengan cara yang mencurigakan. Ia mengenakan jubah hitam dan membawa sebuah buku tebal yang tampaknya penuh dengan tulisan yang tidak bisa dibaca orang lain.

"Siapa dia?" tanya Sari, matanya menatap pria itu dari jauh.

"Sepertinya orang asing," jawab Bu Lati dengan khawatir. "Aku tidak tahu, tapi ada sesuatu yang tidak beres dengan dia."

Saat menggali lebih dalam di sekitar akar melati yang terbakar, mereka benar-benar menemukan aliran air kecil yang jernih mengalir dari bawah tanah. Air itu pun diambil dan dicoba oleh seorang warga yang sudah lama sakit, dan dalam beberapa hari, orang itu tampak lebih segar dan sehat. Berita tentang air ajaib ini segera menyebar ke desa-desa tetangga, menjadikan taman melati Bu Lati sebagai tempat yang ramai dikunjungi orang-orang yang ingin melihat dan merasakan keajaiban itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun