OLEH: Khoeri Abdul Muid
Putih-putih melati, mekar di taman sari,
Semerbak wangi, penjuru bumi.
(Guruh S.P.)
Di desa kecil yang damai, taman melati milik Bu Lati adalah tempat yang selalu dirawat dengan penuh kasih. Setiap hari, Bu Lati, wanita tua yang dihormati di desa, berjalan menyusuri taman, merawat bunga-bunga melatinya yang putih dan semerbak. Taman itu sudah menjadi bagian dari hidupnya sejak muda, dan ia menjaga setiap kuntum melati dengan cinta yang mendalam. Namun, ada yang tak diketahui banyak orang---taman itu bukan hanya kebun bunga biasa. Ada sesuatu yang tersembunyi, sesuatu yang dijaga dengan sangat hati-hati oleh Bu Lati dan keluarganya.
Suatu malam, Bima, anak kecil yang suka membantu Bu Lati, sedang berjalan menuju taman untuk mengambil barangnya yang tertinggal. Saat mendekati taman, ia melihat kilatan api kecil di semak-semak. Dengan cepat, ia berteriak, memanggil warga yang ada di dekat situ. "Api! Api!" teriaknya panik.
Mendengar teriakan Bima, Bu Lati dan Sari bergegas datang dengan ember-ember air, dan mereka bertiga bekerja keras untuk memadamkan api yang kian membesar. Api itu ternyata berasal dari nyala lilin yang jatuh saat angin kencang menerbangkan selendang seorang warga desa yang melintas.
"Bagaimana bisa ini terjadi?" tanya Sari dengan cemas, matanya memandang api yang masih membakar sebagian semak.
"Aku tidak tahu," jawab Bu Lati, suaranya serak. "Namun, yang penting sekarang, kita harus segera memadamkan api ini sebelum semuanya hancur."
Setelah api padam, Bu Lati terkejut melihat sebagian semak melati di sudut taman hangus terbakar, meninggalkan tumpukan abu. Namun, di balik semak yang terbakar itu, sesuatu yang bersinar samar menarik perhatian mereka. Bima, yang penasaran, merangkak mendekat. Ternyata di sana tersembunyi sebuah kotak kayu tua berukir yang tampaknya sudah terkubur di bawah tanah bertahun-tahun.
"Ini... apa ini?" Bima bertanya, suara penuh takjub saat melihat kotak itu.
Dengan hati-hati, Bu Lati mengangkat kotak itu. Matanya berkaca-kaca, seolah mengenali ukiran di kotak tersebut. "Ini... kotak peninggalan ibuku," bisiknya, terkejut.