Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Yuk, Jalan-Jalan ke Majapahit di Pati: Menelusur Misteri di Kaki Gunung Muria

15 November 2024   04:46 Diperbarui: 15 November 2024   08:58 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Pintu Gerbang Majapahit di Pati, Tempo Dulu. dokpri

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Di lereng tenggara gunung Muria yang indah nan permai, tepatnya di wilayah RT. 3 RW.1 Dukuh Rendhole (ada yang menyebut Rendole/Rondole), Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, suatu wilayah yang berada di 5 KM dari titik nol alun-alun, atau 2 km dari Stadion Joyokusumo itu, ---ada sebangun benda yang terbuat dari kayu jati berupa pintu ukir beserta kusennya (regol-Jw) yang indah nan "misterius".

Menurut sejarahnya, pintu tersebut masih asli sebagaimana sedia kala, tapi rumah pelindungnya telah mengalami pemugaran berkali-kali, mulai dari beratap rumbia, sirap hingga sekarang beratap genting berpenyangga cor dan berlantai keramik.

 Pintu Gerbang Majapahit di Pati, Tempo Dulu. dokpri
 Pintu Gerbang Majapahit di Pati, Tempo Dulu. dokpri

Benda yang diakui Dinas Purbakala Jawa Tengah sebagai cagar budaya ini, oleh sebagian orang, ---termasuk juga Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pati, disebut Pintu Gerbang Majapahit (PGM) atau Gapura Majapahit, dan diyakini berkaitan dengan legenda terjadinya Dukuh Rondole, bahkan oleh dinas tersebut pula plang sinopsis legendanya dipasang di area PGM.

Mengenai legenda dukuh Rendole, sebagaimana sifat dasar dari legenda pada umumnya, yang merupakan teks tutur yang penuh dengan bunga-bunga, apalagi yang terwariskan turun temurun, ---pastinya juga berkonsekuensi pada munculnya varian teks yang relatif banyak.

Gejala ini bisa dilihat dari beberapa penyebutan dukuh pemilik legenda itu sendiri yang berbeda-beda hingga kini. Arus budaya masyarakat menyebutnya Rendole. Ada juga yang baca: Rendhole dalam varian --e- pepet ataupun --e- taling) akronim dari "leren amergo mondol-mondol matane lan mele-mele ilate" (terhenti karena melotot matanya dan menjulur lidahnya alias tidak kuat lagi). Sebagaimana tampak dari penulisan plang nama STM atau SMK 2 Pati.

Tertulis:
Tertulis: "Rendole" di Plang Nama SMKN 2 Pati. dokpri

Arus Pemkab kini menyebutnya Rondole sebagai akronim dari "sak kloron padha bandhole" (kedua-duanya sama-sama saktinya) dapat dilihat dari plang sinopsis di atas dan plang Kantor Desa Muktiharjo serta petunjuk masuk area PGM.

Tertulis:
Tertulis: "Rondole" di Plang Kantor Desa Muktiharjo. dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun