Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keberagaman dalam Kuliner dan Tantangan Sukuisme, Menjaga Persatuan Bangsa dalam Globalisasi Ekonomi

6 November 2024   11:01 Diperbarui: 6 November 2024   11:04 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram: p/Bwop_Okg-1f/Komarudin 

Pengusaha dari berbagai suku bisa memperkenalkan pendekatan yang berbeda, seperti dalam konsep penyajian, pengalaman makan, atau adaptasi dengan selera konsumen yang lebih beragam.

Mckinsey & Company (2015) dalam laporannya menunjukkan bahwa keberagaman dalam tim atau perusahaan dapat meningkatkan kinerja bisnis sebesar 35%. Ini mencerminkan bahwa keberagaman membawa perspektif baru yang pada gilirannya menghasilkan produk atau ide yang lebih inovatif. 

Dalam konteks kuliner, keberagaman dapat memperkenalkan berbagai variasi rasa dan cara penyajian yang justru akan memperkaya pasar, bukan membatasi.

Persatuan Bangsa: Menghargai Identitas Tanpa Menutup Kesempatan

Penting untuk kita ingat bahwa Indonesia sebagai negara dengan lebih dari 1.300 suku bangsa memiliki dasar negara yang menegaskan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Keberagaman adalah jati diri bangsa ini, dan Pancasila sebagai dasar negara menegaskan pentingnya saling menghargai dan menghormati perbedaan dalam kehidupan sosial dan ekonomi. 

Persatuan bangsa tidak bisa dibangun melalui pemisahan berdasarkan suku atau etnis, melainkan melalui kolaborasi yang inklusif dan menghargai kontribusi setiap individu, apapun latar belakangnya.

Sebagai Benedict Anderson (1983) dalam karyanya Imagined Communities menjelaskan, konsep kebangsaan yang bersatu bukan berdasarkan kesamaan etnis, tetapi pada kesadaran kolektif bahwa kita semua memiliki tujuan yang sama dalam kehidupan berbangsa. 

Kebanggaan atas budaya dan tradisi harus diimbangi dengan kesediaan untuk berbagi dan berkolaborasi demi kemajuan bersama.

Kesimpulan

Keberagaman dalam kuliner, seperti halnya dalam aspek lainnya, seharusnya menjadi jembatan yang memperkuat persatuan, bukan dinding pemisah. Saat kita mengapresiasi kuliner Padang, kita tidak hanya menghargai rasa dan cita rasanya, tetapi juga menghargai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya---nilai-nilai yang mampu menghubungkan berbagai suku, etnis, dan budaya dalam satu kesatuan bangsa. 

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membuka ruang yang seluas-luasnya bagi siapa saja yang ingin berkontribusi dalam mempromosikan dan melestarikan kebudayaan kuliner, tanpa melihat asal-usul etnis mereka. Sukuisme dalam bentuk apapun hanya akan merugikan kita semua, sementara persatuan dalam keberagaman akan membawa kita pada kemajuan yang lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun