Teori Pendidikan Konstruktivis, yang dipopulerkan oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky, menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif terjadi dalam konteks interaksi sosial dan lingkungan yang kaya (Vygotsky, 1978). Tanpa infrastruktur yang memadai, interaksi ini sulit tercipta, sehingga mengakibatkan pembelajaran yang kurang efektif.
Fleksibilitas yang Tidak Selalu Menjamin Kualitas
Meskipun Kurikulum Merdeka bertujuan untuk mengurangi beban belajar dan berfokus pada materi esensial, ini tidak selalu menjamin bahwa siswa akan mendapatkan pendidikan berkualitas. Penelitian oleh Djudju Sudjana (2021) menunjukkan bahwa apa yang dianggap esensial oleh satu sekolah mungkin berbeda dengan yang lain, menyulitkan penetapan standar pendidikan yang seragam. Hal ini menciptakan potensi ketidakadilan dalam pendidikan, di mana siswa di sekolah dengan interpretasi yang lebih ketat dari kurikulum dapat mengalami pembelajaran yang lebih baik dibandingkan dengan siswa di sekolah lain yang lebih longgar dalam implementasi.
Kualitas pelatihan guru yang tidak merata juga menjadi masalah yang perlu diperhatikan. Menurut laporan World Bank (2020), kurang dari 30% guru di Indonesia mengikuti pelatihan yang relevan dengan Kurikulum Merdeka, yang berdampak pada kemampuan mereka untuk menerapkan metode pembelajaran baru dengan efektif.
Penegasan atas Cita-Cita Pendidikan
Sudah saatnya untuk mengganti Kurikulum Merdeka beserta program ikutannya dengan kebijakan pendidikan yang lebih terstruktur dan terencana, berfokus pada upaya nyata untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Cita-cita pemerintahan Jokowi, yang menekankan pentingnya pendidikan berkualitas bagi seluruh warga negara, harus dilanjutkan dan diwujudkan dengan nyata. Kita tidak bisa berkompromi dengan masa depan generasi penerus yang memerlukan pendidikan yang relevan dan berkualitas.
Pendidikan harus menjadi prioritas utama, dengan dukungan nyata bagi guru dan infrastruktur yang memadai. Ini adalah langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua siswa, terlepas dari latar belakang sosial atau geografis, mendapatkan akses yang setara terhadap pendidikan berkualitas dan dapat berkontribusi secara positif bagi bangsa. Hanya dengan cara ini kita dapat memastikan bahwa cita-cita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat terwujud secara nyata dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H