Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kisah di Balik Cerkak "Pentinge Nali Sepatu" yang Ditulis oleh Anak Didik Saya

24 Oktober 2024   03:21 Diperbarui: 24 Oktober 2024   07:08 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto dokpri dari panitia ftbi sd jateng 2024

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Ini adalah ketentuan lomba menulis cerkak/cerpen berbahasa Jawa dalam FTBI SD Tingkat Provinsi Jateng 2024. Tema cerkak dan stimulasi visual (berupa gambar tunggal yang berkaitan dengan tema) diberikan pada saat lomba berlangsung.

Menurut cerita Jamal, salah satu anak didik saya yang mengikuti lomba, stimulasi visual yang diberikan berupa gambar seorang anak yang sedang menjenguk temannya yang sakit. Namun, anak bimbingan saya ini justru menerjemahkan stimulasi visual tersebut dengan judul Pentinge Nali Sepatu (Pentingnya Menali Sepatu).

Pada awalnya, judul ini terdengar lucu dan tampak tidak nyambung. Tetapi, setelah saya bertanya lebih lanjut kepada penulisnya, saya justru berbalik kagum. Hebat! Itu adalah sebuah penerjemahan gambar yang unik, tepat, dan melalui proses berpikir tingkat tinggi (HOTS). 

Mengapa? Karena judul tersebut sudah menunjukkan akar masalah (konflik), sekaligus solusi konflik dan amanat. Bagaimana ceritanya? Ternyata, Agus dan Angga ---katakanlah begitu, tokoh antagonis dan protagonis yang dbuat Jamal, memiliki hubungan sehari-hari seperti tikus dan kucing---setiap bertemu, selalu saja ada bahan untuk saling mengolok. Termasuk saat Angga mengingatkan Agus untuk menali sepatunya dengan benar dan aman, tetapi Agus justru mengejek Angga sebagai anak culun, kampungan, dan tidak gaul. Agus sudah diingatkan oleh Angga agar "tidak seperti rempeyek diremet-remet," namun dia malah semakin mengolok-olok Angga.

Suatu hari, setelah sholat berjamaah dhuhur di masjid, Agus terjatuh karena tali sepatunya tersangkut pedal sepedanya, yang menyebabkan kakinya terkilir dan harus dirawat di rumah sakit. Ketika Angga datang menjenguknya, Agus akhirnya menyadari betapa pentingnya nasihat Angga tentang cara menali sepatu dengan benar dan aman. Mulai saat itu, hubungan Agus dan Angga berubah; tidak lagi seperti kucing dan tikus, melainkan hidup rukun dan damai. Itulah cerkak Pentinge Nali Sepatu.

jamal. dokpri.
jamal. dokpri.

Jika ditulis ulang secara singkat dalam bentuk cerita, kira-kira begini:

Pentinge Nali Sepatu

Agus dan Angga adalah teman sekelas, tetapi hubungan mereka seperti tikus dan kucing. Setiap bertemu, selalu ada hal yang menjadi bahan cekcokan. Angga adalah anak yang tertib, senang bersih, dan disiplin, sementara Agus cenderung sembrono dan tidak mau mendengarkan nasihat orang lain. Saat Angga mengingatkan sesuatu, Agus malah salah tangkap dan balik mengolok-olok.

"Nggo apa kudu nali sepatu bener-bener? Ah, ora usah kaya bocah culun!" celetuk Agus saat Angga mengingatkan agar dia menali sepatu dengan baik.

"Agus, taline sepatu yen ora kenceng, awakmu bisa kesrimpet. Aja sembrana, Gus!" Angga mengingatkan lagi dengan sabar.

Namun, seperti biasa, Agus hanya tertawa sinis. "Ah, ora perlu nasihat saka kowe! Kowe kuwi ndesa, ora ngerti gaya modern," balas Agus dengan sombong.

Angga hanya bisa menghela napas. Dia tidak memaksa, hanya ingin mengingatkan. "Gus, rempeyek diremet-remet, nek ngenyek aja banget-banget," ujarnya bijak.

Tidak lama kemudian, kejadian tak terduga pun terjadi. Suatu siang, setelah jamaah sholat dhuhur di masjid, Agus terburu-buru pulang ke sekolah dengan sepeda. Namun, sepatu yang tidak diikat dengan benar membuat talinya tersangkut pada pedal sepeda, dan Agus jatuh terjerembab ke aspal. Kakinya terkilir parah hingga harus dibawa ke rumah sakit.

Beberapa teman menjenguk Agus, termasuk Angga. Saat Angga masuk ke kamar Agus, terlihat Agus merasa malu. Ia menatap Angga dengan wajah penuh penyesalan.

"Ga, matur nuwun wis ngelingke aku. Yen aku manut nasihatmu soal tali sepatu, mestine iki ora bakal kelakon," ujar Agus dengan lirih.

Angga hanya tersenyum tipis, tanpa berlebihan. "Ora papa, sing penting saiki kowe wis ngerti pentinge nali sepatu kanthi bener lan aman. Iki pelajaran kanggo uripmu," balas Angga bijaksana.

Agus mengangguk penuh rasa haru. Sejak kejadian itu, hubungan Agus dan Angga berubah total. Tidak ada lagi cekcokan dan ejekan. Mereka kini hidup rukun seperti sahabat sejati.***

Di perjalanan pulang dalam mobil, saya dan Jamal, si penulis cerkak, berdiskusi dengan serius tapi santai (sersan) tentang cerkak yang ditulisnya. Dari obrolan kami, kami menyimpulkan beberapa hal penting.

personil kitahh. dokpri. 
personil kitahh. dokpri. 

Pertama, cerkak Jamal sungguh inspiratif dan menunjukkan tingkat pemikiran yang luar biasa. Meski awalnya tampak lucu dan tidak terkait langsung dengan gambar anak yang menjenguk temannya di rumah sakit, anak ini mampu menafsirkan gambar tersebut dengan sangat kreatif dan mendalam.

Kenapa?

  1. Pemikiran Kritis dan Kreatif (HOTS): Anak berhasil menerjemahkan gambar dengan sudut pandang yang berbeda. Alih-alih fokus pada aksi menjenguk, ia menangkap inti dari pertemanan dan pelajaran hidup yang bisa diambil dari peristiwa tersebut, yaitu pentingnya mendengarkan nasihat dan keselamatan.

  2. Pengungkapan Akar Konflik secara Tersirat: Judul Pentinge Nali Sepatu sudah mencerminkan konflik utama dalam cerita, yaitu perselisihan antara Agus dan Angga tentang menali sepatu dengan benar. Konflik ini memuncak saat Agus mengalami kecelakaan karena tidak mendengarkan nasihat Angga.

  3. Solusi Konflik dan Amanat: Cerita ini memberikan solusi melalui peristiwa di rumah sakit, saat Agus menyadari pentingnya nasihat Angga. Pesan moralnya kuat: nasihat yang terdengar sepele bisa menjadi sangat berarti untuk keselamatan dan menjaga hubungan baik.

  4. Perubahan Hubungan Karakter: Selain konflik dan solusi, cerita ini menunjukkan perkembangan karakter yang signifikan. Hubungan yang awalnya dipenuhi oleh ejekan berubah menjadi persahabatan setelah Agus menyadari pentingnya menali sepatu dengan benar.

  5. Kesesuaian dengan Tema Gambar: Meskipun cerita tidak langsung menggambarkan tindakan menjenguk teman yang sakit, momen saat Angga menjenguk Agus di rumah sakit menjadi titik balik yang menyatukan konflik dan solusi cerita. Ini menunjukkan bahwa anak mampu mengaitkan gambar dengan pesan yang lebih dalam.

Kesimpulan: Pentinge Nali Sepatu adalah contoh cerkak yang tidak hanya kreatif tetapi juga menunjukkan pemahaman mendalam tentang pertemanan, pentingnya mendengarkan nasihat, dan bagaimana peristiwa kecil bisa membawa perubahan besar. Cerkak ini membuktikan bahwa pendekatan anak terhadap gambar stimulasi visual melibatkan pemikiran kritis tingkat tinggi yang patut diapresiasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun