Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kisah di Balik Cerkak "Pentinge Nali Sepatu" yang Ditulis oleh Anak Didik Saya

24 Oktober 2024   03:21 Diperbarui: 24 Oktober 2024   07:08 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto dokpri dari panitia ftbi sd jateng 2024

"Nggo apa kudu nali sepatu bener-bener? Ah, ora usah kaya bocah culun!" celetuk Agus saat Angga mengingatkan agar dia menali sepatu dengan baik.

"Agus, taline sepatu yen ora kenceng, awakmu bisa kesrimpet. Aja sembrana, Gus!" Angga mengingatkan lagi dengan sabar.

Namun, seperti biasa, Agus hanya tertawa sinis. "Ah, ora perlu nasihat saka kowe! Kowe kuwi ndesa, ora ngerti gaya modern," balas Agus dengan sombong.

Angga hanya bisa menghela napas. Dia tidak memaksa, hanya ingin mengingatkan. "Gus, rempeyek diremet-remet, nek ngenyek aja banget-banget," ujarnya bijak.

Tidak lama kemudian, kejadian tak terduga pun terjadi. Suatu siang, setelah jamaah sholat dhuhur di masjid, Agus terburu-buru pulang ke sekolah dengan sepeda. Namun, sepatu yang tidak diikat dengan benar membuat talinya tersangkut pada pedal sepeda, dan Agus jatuh terjerembab ke aspal. Kakinya terkilir parah hingga harus dibawa ke rumah sakit.

Beberapa teman menjenguk Agus, termasuk Angga. Saat Angga masuk ke kamar Agus, terlihat Agus merasa malu. Ia menatap Angga dengan wajah penuh penyesalan.

"Ga, matur nuwun wis ngelingke aku. Yen aku manut nasihatmu soal tali sepatu, mestine iki ora bakal kelakon," ujar Agus dengan lirih.

Angga hanya tersenyum tipis, tanpa berlebihan. "Ora papa, sing penting saiki kowe wis ngerti pentinge nali sepatu kanthi bener lan aman. Iki pelajaran kanggo uripmu," balas Angga bijaksana.

Agus mengangguk penuh rasa haru. Sejak kejadian itu, hubungan Agus dan Angga berubah total. Tidak ada lagi cekcokan dan ejekan. Mereka kini hidup rukun seperti sahabat sejati.***

Di perjalanan pulang dalam mobil, saya dan Jamal, si penulis cerkak, berdiskusi dengan serius tapi santai (sersan) tentang cerkak yang ditulisnya. Dari obrolan kami, kami menyimpulkan beberapa hal penting.

personil kitahh. dokpri. 
personil kitahh. dokpri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun