Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Di Antara Realpolitik dan Moralitas, Kepemimpinan Tanpa Bulan Madu

8 Oktober 2024   19:32 Diperbarui: 8 Oktober 2024   19:36 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
news.harianjogja.com

Konflik Laut China Selatan adalah tantangan lain yang menunjukkan betapa tipisnya garis antara kepentingan nasional dan tanggung jawab regional. Prabowo dihadapkan pada pertanyaan: Haruskah Indonesia bersikap netral dalam menghadapi kekuatan besar seperti China, ataukah mengambil sikap yang lebih proaktif untuk menjaga kedaulatan regional?

ASEAN sebagai lembaga regional juga belum sepenuhnya solid, sehingga Indonesia harus menjadi jangkar perdamaian di kawasan tersebut, atau risiko kehilangan pengaruh regional semakin besar.

Secara teoritis, pendekatan neorealisme menganggap bahwa negara-negara akan selalu berjuang untuk bertahan hidup di bawah sistem internasional yang anarki. Tetapi di sisi lain, teori konstruktivisme menunjukkan bahwa norma-norma internasional dan identitas negara dapat membentuk kebijakan luar negeri.

Dalam hal ini, bagaimana Indonesia mempertahankan identitasnya sebagai negara yang berlandaskan Pancasila, yang menekankan perdamaian dan keadilan, dalam realitas dunia yang didominasi oleh konflik dan ketegangan?

Di dalam negeri, tantangan hukum juga tidak kalah rumit. Dengan pemberantasan korupsi yang mulai melemah dan sengketa hukum yang berpotensi "menggerogoti" legitimasi pemerintahan, Prabowo dan Gibran harus bertindak cepat untuk memastikan bahwa hukum dan keadilan ditegakkan.

Keberhasilan mereka di panggung internasional tidak akan berarti tanpa fondasi yang kuat di dalam negeri. Jika janji-janji mereka tentang reformasi hukum dan peningkatan ekonomi tidak terpenuhi, mereka akan kehilangan kepercayaan rakyat, yang pada akhirnya mengancam stabilitas pemerintahan.

Pada akhirnya, refleksi ini mengingatkan kita bahwa tidak ada jalan mudah bagi Prabowo dan Gibran. Dunia tidak akan memberi mereka waktu untuk belajar, dan tantangan yang mereka hadapi bukan hanya soal politik, tetapi juga persoalan etika, hukum, dan identitas nasional.

Kepemimpinan tanpa "bulan madu" ini akan menjadi ujian sejati bagi mereka, di mana setiap langkah yang diambil akan menentukan arah masa depan Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun