Penutup: Harmoni dalam Ketidaksempurnaan
Hari itu di kampus adalah refleksi dari kehidupan itu sendiri---keriuhan, kesibukan, percakapan, dan keheningan. Di balik segala ketidakteraturan yang tampak, ada harmoni yang lebih dalam yang mengatur semuanya. Dalam filsafat eksistensialisme, Heidegger berbicara tentang "Sein" atau "Being" sebagai esensi keberadaan yang hanya bisa kita pahami dalam keseharian yang kita jalani. Begitu juga dalam ajaran agama, kehidupan sehari-hari---meski tampak rumit atau zigzag---adalah panggung di mana kita memainkan peran yang telah ditakdirkan, di mana kita menemukan makna dari setiap langkah yang kita ambil.
Pada akhirnya, setiap kegiatan di hari itu---dari presentasi, pertemuan, hingga momen reflektif sore hari---adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar. Kita belajar, berbagi, tertawa, dan merenung, menyadari bahwa dalam setiap langkah, kita mendekatkan diri bukan hanya kepada pengetahuan, tetapi juga kepada makna kehidupan itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H