Kekhawatiran membanjiri pikiranku. Kakinya mulai melangkah ke arahku, namun tiba-tiba dia berhenti, senyumnya melebar, memperlihatkan gigi yang tajam. Tiba-tiba, seluruh listrik padam, menyisakan kegelapan yang menyelubungi sekeliling. Suara tawa anak-anak semakin mengerikan, seolah menghujani malam dengan kehadiran mereka yang tak terlihat.
Aku berlari, ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!