"Bukan hanya hidup, tetapi terkurung di pulau terpencil, di mana kegelapan tidak akan pernah berakhir," jawab Rofiq dengan tegas. "Kita harus mencari tahu lebih dalam."
Malam semakin larut, dan Rofiq menutup buku catatannya. Namun, di dalam hati, sebuah bisikan mengganggu pikirannya: "Apakah kegelapan benar-benar terkurung? Atau ia hanya menunggu kesempatan untuk bangkit kembali?" Rofiq merasakan hembusan angin yang dingin, seolah membawa kabar bahwa Shamiri belum sepenuhnya lenyap.
"Rofiq, kau terlihat gelisah. Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" Amir bertanya, memperhatikan sahabatnya dengan cemas.
"Mimpiku... tentang Shamiri. Dia memperingatkanku," jawab Rofiq, napasnya berat. "Dia bilang, kegelapan tidak pernah mati."
"Jangan bilang kau percaya pada mimpimu," Amir mencoba menenangkan. "Itu hanya permainan pikiranmu."
Dalam tidurnya, Rofiq bermimpi. Dalam mimpi itu, ia melihat Shamiri berdiri di hadapannya, wajahnya dipenuhi kebencian dan intrik. "Kau pikir aku terkurung?" suara Shamiri menggema. "Kegelapan tidak pernah mati, Rofiq. Ia bersembunyi dalam setiap jiwa, menunggu saat yang tepat untuk bangkit!"
Rofiq terbangun dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Mungkinkah Shamiri benar? Mungkinkah kegelapan telah menyusup ke dalam kehidupan sehari-hari, berpura-pura menjadi cahaya? Ia tahu bahwa kebenaran harus dicari lebih dalam, meskipun kegelapan selalu mengintai di sudut-sudut pikiran manusia.
"Rofiq, apa kau baik-baik saja?" Amir mengetuk pintu kamar Rofiq, khawatir.
"Ya, aku baik. Hanya sedikit bingung," Rofiq menjawab, mencoba mengabaikan ketakutannya.
Dengan tekad bulat, Rofiq berjanji pada dirinya sendiri untuk menggali lebih dalam, mencari jejak Shamiri dan mengungkap rahasia-rahasia yang terpendam. Karena di balik setiap kisah, selalu ada pelajaran berharga dan kebenaran yang menunggu untuk ditemukan. Ia menyadari, mungkin, kegelapan yang terpendam ini akan membawanya pada petualangan yang tak terduga---sebuah perjalanan melawan waktu dan takdir, di mana cahaya kebenaran harus berjuang melawan bayang-bayang kegelapan yang tak pernah padam.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H