Malam itu, ketika Andi pulang, pikirannya penuh dengan kenangan indah. Dia mungkin bukan lagi orang kota yang pragmatis. Dia adalah bagian dari desa ini, di mana senyuman dan tawa lebih berharga daripada segala bentuk efisiensi.
"Cangkriman? He he. Aku suka!" bisiknya sambil tertawa, menikmati perjalanan pulang yang terasa lebih ringan.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H